Ilustrasi |
Tomy berjalan mondar-mandir di kamarnya. Entah telah berapa batang rokok dihisapnya. Sebentar-sebentar, jemari tangannya menyisir rambutnya yang tak begitu panjang. Dan berulang kali ia menarik nafas seolah ingin melepaskan himpitan berat yang menyesakkan rongga dadanya.
Ia begitu galau. Betapa tidak, tatkala ia menyatakan isi hatinya, Irma hanya tersenyum. Tidak menjawab. Bahkan berjalan menjauh sambil menunduk dengan wajah menyemburat merah. Tomy benar-benar tak menyangka jika gadis manis kelahiran Kuningan, Jawa Barat, itu ternyata jinak-jinak merpati. Padahal setahun belakangan, ia selalu bersama dengan gadis yang diam-diam amat dicintainya. Itulah yang membuat hati Tomy menjadi gemas.
Ia harus menjadi miliku, demikian bisik hatinya. Dan pada saat itulah berkelebat bayangan Pakde Suryo, lelaki setengah baya yang sejak ayahnya meninggal dunia amat memperhatikan keadaan dirinya. Semua keluarga benar-benar mafhum, sejak muda, Pakde Suryo memang gemar melakukan tapa brata yang berkepanjangan. Kini ia menjadi tempat bertanya bagi keluarga, bahkan masyarakat lingkungannya.
Pagi itu, dengan mengendarai mobil Toyota Hardtop kesayangannya, Tomy berangkat menuju ke kota kelahirannya, Pekalongan. Menjelang ashar, Tomy sudah menginjak kaki di rumah ibunya. Ia langsung sungkem dan sejenak melepaskan lelah. Seusai itu ia meminta izin untuk ziarah ke makam ayahnya dan sowan ke rumah Pakde Suryo.
Pakde Suryo memang benar-benar sosok yang pilih tanding, ia seolah mengetahui kedatangan Tomy, kemenakan kesayangannya. Buktinya, sejak beberapa saat lamanya ia sudah menunggu Tomy di beranda rumahnya. Lengkap dengan segelas kopi dan kudapan khusus untuk Tomy. Setibanya di sana, Tomy langsung menghambur ke dalam pelukan Pakde dan Budenya, itulah yang selalu dilakukan bila berjumpa dengan keduanya. Setelah puas, Pakde Suryo langsung saja berkata kepadanya, "Engkau kurang percaya diri. Kenapa kau biarkan Irma berjalan pulang sendirian.
Tomy tergugu. Ia tak menyangka jika Pakde Suryo mampu menerawang jauh ke masa lalu ataupun masa depan. Dengan terbata-bata Tomy menjawab, "Maafkan pakde. Dalem saya jawab, benar-benar tak berani, takut menyakiti hatinya."
"Lalu kenapa engkau pulang? Tanya Pakde Suryo lagi.
"Dalem tak mau jika Irma menolak..." jawab Tomy malu.
"Baik, aku akan menurunkan ilmu pengasihan Senthe Putih. Ingat ilmu ini jangan untuk main-main, apalagi merusak pagar ayu. Selain itu, laku penebusannya juga cukup berat," papar Pakde Suryo.
"Baik, dalem akan mentaati segala pesan Pakde. Lalu bagaimana syaratnya?" Potong Tomy penasaran.
"Puasa dilakukan tepat pada hari kelahiran. Tak perlu memperhatikan weton (hari penasaran). Sebelumnya mintalah maaf dan restu kepada ayah, ibu, maupun saudara tua. Seusai itu lakukanlah mandi keramas dengan bunga tujuh macam," jelas Pakde Suryo.
Setelah menghisap rokoknya dalam-dalam, kembali lelaki setengah baya itu melanjutkan pemaparannya," Tepat pukul 16.00, mulailah puasa ngepel selama 7 hari 7 malam. Pada hari pertama hanya makan 7 kepal nasi dan 7 gelas air, hari kedua 6 kepal nasi dan 6 gelas air dan begitu seterusnya sampai hari terakhir sekepal nasi dan segelas air."
Tomy mendengarkan apa yang dipaparkan oleh pakdenya dengan saksama. Tak lama kemudian Pakde Suryo mulai melanjutkan penuturannya, "Setelah itu, lakukanlah pati geni 1 hari 1 malam. Selama menjalankan puasa, tepat tengah malam, sambil membayangkan wajah yang dituju mantra dibaca sebanyak sembilan kali."
"Lalu bagaimana dengan bunyi mantranya?" Desak Tomy.
Sambil tersenyum, Pakde Suryo mulai membacakan mantranya,
"Ingsun amatak ajiku Senthe Putih,
santhe putih saka sabrang,
megar murup menyang dadaku,
mancur-mancur menyang cahyaku,
teka bingung teka ngengleng, si ... (sebut nama orang yang dituju),
asih marang badan sliraku".
Dengan rasa gembira Tomy menerima wejangan ilmu Pengasihan Senthe putih. Agaknya, rasa cinta yang berkobar-kobar telah membuat Tomy menjadi nekad untuk menjalani semua persyaratan yang diberikan oleh pakdenya. Buktinya, Irma berhasil dipersuntingnya. Bahkan kini ia telah dikaruniai dua orang anak yang lucu-lucu.
Sumber inspirasi dari majalah misteri indonesia.
Komentar
Posting Komentar