Ada spekulasi yang berkembang bahwa mungkin dari ‘planet Pegasus-51’ itulah mahluk asing itu berasal. Atau Pegasus barangkali salah satu tempat pemukiman UFO dan kehidupan ET lainnya. Planet yang diketemukan di sistem bintang tersebut memiliki besar seperti planet Jupiter dan kondisinya memungkinkan terdapat kehidupan di sana.
Dari serangkaian penemuan benda langit dalam beberapa tahun terakhir ini mungkin hanya penemuan planet di Pegasus-51 yang paling menarik perhatian dan paling banyak menimbulkan dugaan spekulatif di kalangan para astronom. Diidentifikasikan sebagai planet yang mengelilingi sebuah bintang seukuran Matahari, temuan astronom Didier Queloz dan Michel Mayor ini telah menimbulkan perdebatan di kalangan astronom dan UFOlog. Bahkan lebih jauh, muncul spekulasi kemungkinan adanya kehidupan ET (Extraterrestrial) di sana.
Pertanyaan ini telah menggema sejak lama. Sejumlah astronom pernah meyakini betapa Bimasakti bukan satusatunya galaksi di jagat raya tanpa batas ini. Tetapi adanya galaksi lain, yang begitu jauh jaraknya sulit ditemukan secara eksperimental. Berbagai upaya untuk membuktikan kebenaran anggapan ini telah dilakukan puluhan astronom. Ini bisa dilihat dari munculnya sejumlah laporan tentang ditemukannya benda langit yang mengelilingi bintang seukuran Matahari.
Namun kerap kali pula laporan itu gagal dibuktikan. Kalaupun ada bukti keberadaan planet di luar tata surya kita, yang diketahui selama ini adalah planet yang mengorbit bintang mati, yang disebut pulsar. Tidak dapat diidentifikasi sebagai galaksi, karena tidak memiliki Matahari sebagai pusatnya. Bahkan dalam tiga tahun terakhir, setidaknya dua planet yang mengorbit bintang mati ditemukan. Lalu bagaimana dengan Pegasus-51.
Dalam konferensi persnya di Florence, Italia 6 Oktober 1995 lalu, Queloz dan Mayor mengatakan, planet di Pegasus- 51 terletak di kejauhan 40 tahun cahaya dari pusat konstelasi Pegasus. Planet ini dapat dilihat dengan mata telanjang di belahan langit bagian utara. Keduanya memperkirakan massa planet ini hanya setengah dari massa Jupiter, atau kira-kira 160 kali massa Bumi.
Segera saja temuan ini menyebar ke seluruh penjuru dunia. Membuat sibuk para ilmuwan, karena menjadi sasaran pertanyaan masyarakat. Di Universitas San Francisco misalnya, Profesor Geoffrey W. Marcy harus menjawab 60 sampai 70 E-mail per hari dari astronom di seluruh dunia. Semua mempertanyakan kebenaran temuan itu dan sejauh mana astronom lain membuktikannya.
Penemuan ini menurut sejumlah astronom, setidaknya membangkitkan kembali teori lama tentang adanya planet seukuran Bumi. Lengkap dengan Mataharinya yang memberikan kehidupan di permukaan planet itu. Pertanyaan-pertanyaan inilah yang menyebabkan Marcy, bersama Paul Butler, melakukan pembuktian temuan itu. Menggunakan teleskop ukuran 3 meter di Observatorium Lick di dekat San Jose, California, keduanya mulai bekerja sejak pertengahan bulan ini. Melakukan pengukuran terhadap sistem Pegasus-51.
Keduanya agak terkejut. Bintang yang disebut Pegasus-51 sebetulnya bukan bintang baru baginya. Hanya saja, selama sekian tahun penelitiannya, keduanya tidak pernah mengamatinya secara intens. ‘’Mungkin ini disebabkan misklasifikasi dalam katalog perbintangan,’’ ujar Marcy.
Hasil pengamatannya ? ‘’Datanya tepat seperti manik-manik di benang,’’ ujar Butler. Kedekatan planet dengan bintangnya dan kecepatan orbit rapatnya, serta dapat diidentifikasi sesuai ketentuan. Keduanya menggunakan efek Doppler dalam pengukuran cahaya bintang itu untuk mendeteksi goyangan dalam pergerakan bintang akibat tarikan gravitasi planet. ‘’Planet mendorong bintang berkeliling, sesuatu yang tidak pernah kami lihat sebelumnya,’’ ujar Marcy. Planet itu sendiri tidak bisa dilihat dengan mata karena diselimuti cahaya bintangnya.
Menurut Marcy, ia telah mengeksplorasi seluruh alternatif untuk menerangkan pembuktian ini. Tetapi ia tidak dapat menyembunyikan kesimpulannya, betapa apa yang dilihatnya adalah sebuah planet. Temuan luar biasa dalam bidang astronomi.
Logikanya, kalau planetitu ada dan beredar mengelilingi sebuah bintang mirip Matahari (Pegasus-51), boleh jadi ia juga dapat memberi potensi Gerakan planet Pegasus B mengitari bintang induknya kehidupan layaknya Bumi di tata surya Galaksi Bimasakti. Kalau ini benar, maka planet ‘Pegasus-51’ mungkin dapat menjadi alternatif hunian baru yang kesekian bagi mahluk hidup setelah Mars dan Bulan. Begitulah spekulasi mereka.
Apakah spekulasi itu realistis ? Sekali lagi, berdasarkan kajian Marcy dan kawan-kawan, alam Pegasus-51 tentu saja tidak kompatibel dengan kehidupan yang kita ketahui sekarang ini. Jaraknya ‘hanya’ 12 juta mil dari bintangnya, atau seperduapuluh jarak dari Bumi ke Matahari ( 242 juta mil ). Menyebabkan panas di permukaannya kira-kira 1800 derajat Fahrenheit atau kira-kira 1000 derajat Celcius.
Mungkinkah ada mahluk yang dapat hidup di dalam suhu setinggi itu ? Entahlah, semuanya masih spekulatif. Yang jelas temuan itu telah menjadi bahan perbincangan menarik bagi kalangan yang selama ini gandrung dengan UFO sebagai satu bentuk kehidupan di luar Bumi atau yang dikenal sebagai bentuk ETI ( Extra Terresterial Intellegence ). Ada spekulasi yang berkembang bahwa mungkin dari ‘Planet Pegasus-51’ itulah mahluk asing itu berasal. Atau Pegasus- 51 barangkali salah satu tempat pemukiman UFO atau kehidupan ET lainnya.
Sumber inspirasi dari majalah ufo indonesia (Info-Ufo)
Komentar
Posting Komentar