Tatkala wejangan Kidung Lelembut itu diterima, tubuhnya langsung memancarkan hawa panas yang teramat sangat. Jika berdekatan dengan wanita hamil muda, kandungan itu pasti akan gugur.....
Sebenarnya, sudah lama, Kasman dan ke-16 temannya ingin mempelajari ilmu Kidung Lelembut yang teramat dasyat. Setelah sekian lama, barulah ia bertemu Mbah Buntung. Lelaki tua bungkuk yang tak punya jari tangan dan kaki. Anehnya, ia dapat bercocok tanam dan bahkan hasilnya pun lebih baik ketimbang orang kebanyakan.
Oleh Mbah Buntung, ke-17 orang itu diharuskan menjalani tirakat yang lumayan berat. Selama 40 hari, mereka hanya boleh makan cabai rawit dan meminum air putih dan yang lain tidak. Bagi yang berhasil, mereka akan mendapatkan wejangan yang dapat memanggil seluruh lelembut yang ada di kota-kota tertentu pulau jawa. Dan jika digunakan, maka para lelembut akan datang untuk membantunya.
Pada hari ketujuh, mereka mulai merasakan penderitaan. Di antara mereka ada yang menjerit-jerit, karena ketika buang air kecil didahului oleh darah. Ada pula yang kulitnya yang mulai terkelupas. Bahkan ada beberapa orang yang biji matanya mulai memutih!. Rintihan pilu dari ke-17 orang itu membuat Mbah Buntung bertanya,"Sebelum terlanjur, siapa di antara kalian yang ingin berhenti. Tetapi harus mencari penggantinya agar tetap berjumlah 17. Jika kurang, terpaksa ditunda atau tidak sama sekali," katanya. Karena sudah kepalang basah, tak satu pun di antara mereka ada yang mau mundur.
Tepat malam Selasa Kliwon, pada malam yang ke-40, Mbah Buntung bersemedi sambil membakar kemenyan. Bau kemenyan yang bercampur erangan orang kesakitan membuat suasana dalam gubuk itu begitu mencekam. Bak mengantarkan jenazah ke pamakaman. Setelah agak lama, tiba-tiba Mbah Buntung menghentakan kakinya ke tanah sebanyak 17 kali. Dan ia mulai melagukan Kidung Lelembut dengan irama uro-uro. Kemudian, entah dari mana datangnya, angin puting beliung masuk ke dalam gubuk dengan menimbulkan udara panas. Dan selanjutnya, gubuk Mbah Buntung telah dipenuhi oleh makhluk-makhluk aneh.
Kasman dapat melihat dengan jelas bentuk dari makhluk ganjil yang tak kurang dari 99 macam itu. Dari yang mengerikan sampai yang teramat menjijikan. Bahkan ada di antaranya yang mirip dengan ikan buntal. Seluruh tubuhnya berduri merah, sedangkan kedua kakinya amat kecil. Tubuh sebagian lelembut itu berlendir dan baunya amat busuk sehingga membuat perut menjadi mual. Lendir yang menetes ke tanah, langsung berubah menjadi ulat-ulat ganas yang dengan cepat menjalar ke tubuh mereka yang sedang terpapar kesakitan. Sementara, suara gemuruh di atas langit terus saja terdengar.
Mbah Buntung tampak tengah mengadakan pembicaraan dengan semua makhluk yang datang. Yang jelas, tak lama kemudian, tubuh kasman mengeluarkan uap. Aneh, tiba-tiba ia dapat mengingat si kidung yang tadi dilagukan oleh Mbah Buntung. Bersamaan dengan itu, penderitaan yang dialami teman-teman Kasman semakin bertambah. Pertemuan itu berjalan sampai pukul 3 pagi. Dan enam di antaranya sudah tak bergerak lagi. Sedang Mbah Buntung masih terpaku.
Ketika cahaya matahari menembus celah dedaunan, baru lah Mbah Buntung membuka matanya. Tak lama kemudian, pandangan lelaki tua itu tertumbuk pada Kasman yang tetap duduk dengan kukuh. "Mungkin hanya engkau yang lulus....!" Kata Mbah Buntung.
"Kasman, kini kekuatan jiwa mu sama dengan 17 manusia yang disatukan. Dan sekarang, tugasmu adalah menguburkan mereka yang tak lulus." Tanpa menjawab, Kasman bangkit dan membolak-balik badan teman-temannya. Beberapa di antaranya ada yang telah kaku. Bahkan satu dua orang, tampak masih meregang nyawa. Tiba-tiba Kasman seprti mempunyai kekuatan yang tak terhingga. Dengan tembilang, ia menggali lubang untuk menguburkan, dan ia sendiri pula yang menimbuninya.
"Sejak saat ini, jika engkau memerlukan pertolongan, dengan Kidung Lelembut maka engkau dapat memanggil mereka," ujar Mbah Buntung. "Tapi engkau tak pernah punya anak, seluruh benihmu telah mati."
"Apakah sekarang saya boleh pulang, Mbah?" Tanya Kasman.
"Boleh, dan bawa teman-temanmu yang masih hidup," jawab Mbah Buntung. Kemudian orang tua itu meludahi mulut Kasman.
Sambil memikul kedua temannya, Kasman melangkah meninggalkan gubuk gurunya. Saat terlihat ke-14 makam teman-temannya, sejenak ia terpaku. Kasman tak menyangka, begitu banyak korban yang jatuh untuk sebuah ilmu. Setelah setengah hari berjalan, kedua teman yang dipikulnya tak lagi bergerak. Drah mengucur dari mulut dan dubur mereka. Wajah keduanya tampak membiru legam, perutnya pun pecah serta mengeluarkan isi perut yang telah hancur membusuk. Setelah menguburkan kedua temannya, Kasman kembali melanjutkan perjalanannya. Dan beberapa jam kemudian, meski tak terasa lapar, ia singgah di sebuah warung di pinggir kampung.
"Kopi dan nasi rames, dik," pinta Kasman sambil duduk di bangku panjang, dekat dua orang lelaki yang sedang asyik menikmati makanannya. Kehadiran Kasman, ternyata membawa malapetaka bagi orang lain. Kedua orang yang semula asyik menikmati makanannya, langsung menjauh karena merasa seolah di dekati bara api. Tak lama setelah itu, tiba-tiba ibu muda pemilik warung yang sedang hamil muda itu menjerit-jerit kesakitan, ia mengelus-elus perutnya.
"Mengapa dik, kok tiba-tiba kesakitan?" Tanya seseorang sambil menghirup kopinya. Yang ditanya tak menjawab. Tak lama kemudian, ia jatuh terduduk dengan wajah mengucurkan keringat dingin. Dalam waktu singkat, warung tersebut langsung dipenuhi orang. Salah seorang laki yang curiga, dengan cepat pergi ke rumah dukun beranak.
"Aneh," ujar si dukun beranak," kemarin ketika saya periksa, kandungannya sangat sehat. Tetapi kenapa sekarang tiba-tiba jadi seperti keguguran."
Kasman yang sejak wanita itu menjerit-jerit sudah menghentikan makannya, tampak terkejut. Dan agar tidak dicurigai, Kasman berusaha untuk bersikap tenang. Tetapi, seorang lelaki tua yang tampaknya memiliki ilmu ghaib sepertinya tahu bahwa malapetaka itu bersumber dari dirinya.
"Anak berasal dari mana?" Tanya lelaki tua itu.
"Dari cirebon," jawab Kasman.
"Tampaknya anak muda mempunyai ilmu yang panas dan tak boleh dekat dengan wanita yang sedang hamil muda," sambung orang tua itu lagi. Kasman tak dapat menjawab.
"Ayo, cobalah ditepungtawari agar kandungan perempuan yang baru akan punya anak itu tidak keguguran," pinta orang tua itu.
Kasman terdiam, sebab Mbah Buntung tak pernah mewejangkan cara menyelamatkan kandungan yang akan gugur akibat dari ilmunya.
"Saya tak memiliki ilmu," jawabnya.
Mendengar kata-kata Kasman, orang-orang yang berkumpul di tempat itu menjadi emosi. Dua pukulan bersilang singgah pada wajah Kasman yang masih tetap duduk di bangku panjang. Dengan sigap, kedua pukulan itu ditahan. Akibatnya sungguh luar biasa, kedua penyerang itu menjerit karena tangan mereka seolah tersentuh kuali panas.
Dari belakang, seseorang kembali melayangkan kepalanya. Sambil tetap duduk, Kasman pun menggenggam tangan yang terulur itu. Si pemilik tangan langsung menjerit. Tulangnya patah, dan lengannya langsung menjadi hitam. Detik berikutnya, sebuah bangku panjang terayun ke punggungnya. Ia tak sempat mengelak. Tetapi, bangku itu langsung hancur berantakan. Sementara tubuh Kasman tak bergeming dari tempatnya.
Para pengepung Kasman terpaku, tak ada seorang pun yang berani menyerangnya, bahkan mereka mulai menjauh. Hawa panas yang memancar dari tubuh Kasman terasa semakin menggila. Dan Kasman pun langsung pergi. Sambil berjalan, Kasman berpikir, bagaimana jika ia tiba di kampung nanti? Pasti banyak wanita keguguran jika berdekatan dengannya, atau bahkan akan mandul hanya karena berselisih jalan dengannya.
"Hanya bayi yang mengandung darah kami yang akan tetap hidup bila berdekatan denganmu," tiba-tiba terdengar suara di relung hatinya yang kini telah menjadi antena dari para makhluk ghaib. "Berarti hanya titisan siluman saja yang hidup," desis Kasman.
Sampai sekarang, di kampung Kasman, banyak bayi yang mati di dalam kandungan. Sementara itu, banyak bayi titisan siluman yang lahir dan akan menjauhkan manusia dari Allah SWT
Dituturkan oleh Sanusi,
sahabat baik Kasman.
Sumber inspirasi dari majalah misteri indonesia.
Dituturkan oleh Sanusi,
sahabat baik Kasman.
Sumber inspirasi dari majalah misteri indonesia.
mohon info gan, ini majalah misteri edisi berapa ya?
BalasHapussaya pernah punya dan sedang cari artikel yang 1 edisi dgn cerita di atas
edisinya udh lama...
Hapusedisi: 20 maret-4 april 2002.