Kisah mengerikan saat syuting film horor di villa mewah

Kisah mengerikan saat syuting film horor di villa mewah
Villa Country, dihuni makhluk beneran
Penduduk desa Warudoyong tahu persis bahwa villa bergaya country road di atas bukit Beauty berpenghuni hantu. Banyak penduduk melihat makhluk aneh gentayangan menakuti warga. Bahkan orang-orang film menginap di situ pun, jadi sasarannya. Aktor kepala botak Luis Fablo, dicekik oleh kepala wanita berambut  panjang tanpa badan. Tengah malam, saat para kru dan pemain terlelap, dari jendela kamar Luis, muncul bayang-bayang hitam. Setelah diamati dengan tekun oleh Luis, bayangan itu tiba-tiba berubah wujud jadi kepala manusia dan langsung menyerangnya. "Makhluk itu tembus kaca jendela dan langsung mencekik leher saya," sorong Luis.

Cengkeraman tangan genderuwo yang diduga arwah Maria yang penasaran karena mati bunuh diri di sekitar Warudoyong tahun 1969 itu, baru bisa lepas setelah Mbak Nunuk, istrik Luis terbangun. Nunuk yang penyanyi jazz di tahun 1980-an itu, langsung menampar Si Genderuwo sambil komat-kamit dengan ayat-ayat suci AlQur'an yang dihafalnya. Belakangan diketahui, bahwa Nunuk ternyata punya imu khusus mistik, terutama dalam hal mengusir hantu. Selain Luis, sutradara dan bintang film Agust Melasz juga didatangi oleh arwah Maria. Agust bahkan bukan cuma dicekik tapi juga ditombak pakai tongkat bambu oleh Maria. "Saya berteriak minta tolong tapi suara saya tersumbat," desis Agust.

Agust Melasz ternyata memang berlangganan syuting di villa ini. Agust yang memang menyenangi suasana pegunungan menganggap Villa Country ini sangat cocok untuk dirinya. Agust menyenangi udara sejuk dan daerah landai dengan hamparan rumput hijau di seputar villa. Pandangan mata melihat alam begitu terbuka tanpa penghalang sedikitpun. Tetapi, beberapa paranormal setempat, termasuk Ajengan Haji Jajang, melihat bahwa daerah villa itu jadi tempat pertemuan roh-roh halus yang lewat di kawasan Puncak. Dan tempat itu ternyata sangat disenangi kuntilanak, arwah penasaran, genderuwo, wewe gombel, dan macam-macam makhluk gaib di Jawa Barat. Bahkan Ki Joko Tole, menyebut bahwa di daerah Warudoyong itu adalah terminal dan tempat pertemuan hantu-hantu di Pulau Jawa.

Menurut Ajengan Jajang, syutinh film-film horor sangat mmepengaruhi hantu-hantu yang lewat di situ. Syuting horor itu, sama saja dengan orang mancing dengan menggunakan umpan-umpan yang lezat bagi ikan yang dibutuhkan. Syuting film horor adalah upaya kesenian yang memancing arwah gaib dan makhluk halus yang lewat untuk berhenti. Hantu-hantu itu paling senang jika ada manusia yang bermain-main dengan darah. Dan biasanya, syuting horor selalu menggunakan darah. Baik itu darah binatang atau darah dari bahan kimia untuk mencari efek yang menyerupai darah sungguhan.

Tapi hantu-hantu, genderuwo, atau kuntilanak yang sedang lewat menjadi terangsang untuk singgah bila melihat ada merah-merah yang menyerupai darah sedang dipermainkan. "Mereka mengira daerah lokasi syuting itu sedang membuat satu pesta darah untuk habitat mereka. Untuk itu mereka mampir dan bergabung dengan orang film. Jika mereka merasa nyaman, bukan tak mungkin mereka jadi ngendon dan tak mau pergi dari situ. Bahkan, banyak yang menjadi penghuni tetap," terang Ajengan Jajang.

Sejak dibangun pada tahun 80-an, Villa Warudoyong yang berlokasi di Cisarua, Puncak, Jawa Barat ini telah dilakukan syuting film dan sinetron tak kurang dari 200 judul. Sang pemilik yang punya banyak rumah mewah ini, sengaja membangun villa ini untuk disewakan. Selain disenangi kaum bule, villa ini disenangi pula oleh orang-orang film karena bentuknya yang unik dan asri. Walau diketahu banyak makhluk gaibnya, tapi pekerja-pekerja asing tetap saja berminat tinggal di situ. 

Begitu juga dengan orang film yang sedang menjadikan villa ini sebagai set syuting dan sekaligus mess tinggalnya. "Kalau pemilik villa mau mengusir roh halus yang ada di situ, banyak paranormal yang bisa melakukannya. Tapi sejauh ini ternyata pemilik tak berniat mengusir roh-roh gaib itu. Bahkan Bu Hajjah Sayarifah yang dihubungi membantah bahwa villanya dihuni makhluk halus. Sejak membangun villa itu hingga sekarang, Bu Hajjah tak sekalipun menemukan hal-hal aneh di villanya. "Tak ada hantu-hantu itu di villa saya!" bantahnya.

Menurut Ki Joko Tole, bisa saja pemilik rumah itu menemukan apa-apa di villanya. Tapi berbeda dengan tetamu. Terkadang justru tamu-tamulah yang jadi sasarannya. Terbukti banyak orang yang pernah menginap menyaksikan hal-hal aneh bahkan disakiti oleh roh halus yang maujud jadi manusia tanpa kepala dan perempuan yang dikenal bernama Maria yang jahil itu.

Sinetron dan film horor yang pernah syuting di sini diantaranya adalah berjudul Jeritan Tangah Malam, Tamu Tak Diundang, Ranjang Setan, Bangkit Dari Kubur, dan Darah Perawan. Hampir semua kru film dan sinetron di atas, yang menginap di villa ini, didatangi roh gaib. Yang datang itu, bisa berbentuk macam-macam, ada manusia berkaki kuda, wanita tanpa badan, badan tanpa kepala, dan pocong penuh darah. "Tapi walau di situ banyak hantu, saya tak pernah perduli, saya suka tidur di sana," kata sutradara film Abrar Siregar, yang belakangan banyak main ketimbang menyutradarai. Abrar ternyata bukan saja tidak takut  pada hantu di villa itu, malah dia menantang agar dapat bertemu hantu-hantu itu untuk bercanda. "Jangan salah, hantu juga doyan bergurau. Dia menakut-nakuti orang yang hidup itu juga dalam rangka bercanda!" sorong Abrar.

Makhlus halus ternyata bukan cuma mengganggu kru yanmg sedang syuting di malam hari. Makhluk halus yang berpenampilan mengerikan malah mengganggu peei di siang bolong. Kala itu peei sedang ikut syuting Sinetron Misteri Gunung Merapi, sebagai figuran peei memang tak banyak muncul di sinetron yang dikenal orang dengan sebutan Sinetron Mak Lampir itu. Ia hanya kebagian peran kecil sebagai jin kerdil bala tentara Mak Lampir dari alam gaib.

Hari itu sekitar pukul 14.00, peei yang berukuran tubuh short size hendak pipis di sebuah pohon besar. Di lokasi syuting, yang kebetulan mengambil tempat di daerah Cibubur memang banyak terdapat pohon-pohon besar yang mendukung alur cerita. Namun, sebelum niat itu kesampaian, ia melihat sesosok makhluk hitam besar berambut gimbal. Makhluk berwajah mengerikan itu berdiri tepat di bawah pohon yang hendak dipipisi peei. Melihat makhluk itu Peei kontan lemas, lunglai seperti tak bertenaga.

Ketika peei masih dalam keadaan shock, makhluk mengerikan itu mengatakan agar ia tidak kencing di bawah pohon itu. Katanya pohon itu adalah istana makhluk halus yang tinggal di wilayah Cibubur. Siapapun yang kencing sembarangan, tidak numpang-numpang, akan kena itulah dari mereka. "Waktu itu memang saya sendirian di sana, niatnya juga mau kencing. Ternyata, selain sepi lokasi itu juga angker," cerita Peei.

Sebenarnya masih banyak kru dan pemain lain yang mengalami kejadian mengerikan saat syuting Sinetron Misteri Gunung Merapi, tapi mereka tidak mau cerita. Maklum tidak semua orang mau menceritakan pengalaman mistik, katanya kuno. Tapi sesungguhnya hal-hal seperti ini memang sering terjadi hampier di setiap tempat dan menimpa pada siapa saja. Peei adalah salah satu orang yang mau menceritakan pengalaman mistiknya. "Agar orang lain lebih waspada dan tidak mengalami kejadian seperti saya." tuturnya.


Sumber inspirasi dari majalah misteri indonesia.

Komentar