Pencarian ilmiah untuk keberadaan makhluk angkasa luar (Search For Extraterrestrial Intelligence = SETI) tengah memperluas tatanan strategi pencariannya. Hal ini adalah sebuah perubahan yang sangat tepat. Bagian berikut menjelaskan tujuh alasan mengapa perluasan tatanan begitu tepat. Khususnya lima dari strategistrategi tersebut menjanjikan. Karena sebuah peradaban yang sangat maju dapat mengirimkan satelit inteligensi untuk memonitor masyarakat dan telekomunikasi kita, kita harus:
1. menemukan macam-macam sarana untuk mencari system tata surya dan bumi sebagai bukti fisik obyek makhluk angkasa luar /alien atau efeknya.
2. mengundang makhluk angkasa luar (ETI) untuk berdialog dengan manusia.
3. bersiap secara lengkap untuk kontak sedemikian rupa sehingga mendorong ETI untuk merespon.
Sebagai bukti dari berjuta tahun cahaya jauhnya.
4. suatu pencarian untuk proyek rekayasa astro (astroengineering) dan produk-produk sampingannya.
5. SETI radio dan optikal. Bagian terbesar paper ini ditujukan untuk kelima strategi menjanjikan tersebut.
Lahan SETI disatukan tujuan umumnya dalam mendeteksi bukti ilmiah yang tak dapat disangkal dari ETI yang sesungguhnya. Kebijakan terbaik untuk mencapai tujuan ini adalah untuk mendorong dan mendukung keempat strategi yang paling menjanjikan. Manfaat-manfaat berharga untuk umat manusia mungkin menjadi jauh lebih besar dibanding biaya keseluruhan lima strategi. Kebanyakan literature SETI sepakat kecenderungan manfaat kontak dengan ETI akan terentang dalam dan luas.
Beberapa manfaat akan muncul bahkan sebelum kontak (Tough 1998a).Tapi manfaat terbesar akan muncul sesudah kontak murni dikonfirmasi, khususnya jika semacam dialog timbul. Fakta ini menggarisbawahi pentingnya pertanyaan inti dalam paper ini : Bagaimana mendapatkan kontak? Bagaimana kita berhasil memperoleh sebuah dialog atau sejenisnya dengan ETI? Hingga kita berhasil menjawab pertanyaan ini, umat manusia tidak akan mendapatkan manfaat-manfaat utama.
7 Alasan Memperluas Pencarian
Pencarian ilmiah untuk ETI telah mencapai tingkat yang menarik. Hanya bersandar pada sebuah strategi tunggal selama empatpuluh tahun, bidang ini sekarang secara aktif mempertimbangkan sebuah tatanan yang lebih luas dari strategi pencarian yang menjanjikan. Hal ini adalah sebuah perubahan yang sangat tepat untuk paling sedikit tujuh alasan.
Pertama, sejarah penemuan ilmiah mengajarkan kita nilai perluasan tatanan dari metode riset.Hal ini cukup umum untuk sebuah terobosan sebagai hasil dari sebuah metode riset atau strategi yang baru, segar, dan tidak ortodoks.
Kedua, bidang SETI tengah mencoba mendeteksi sesuatu yang benar-benar tidak diketahui dan diduga kuat makhluk angkasa luar/alien. Kita bahkan tak tahu apakah pencarian untuk kecerdasan biologis didasarkan pada otak dari darah dan daging, kecerdasan mesin buatan, atau suatu integrasi yang maju dari keduanya. Kita tidak tahu asal usul , sejarah, kapasitas, pola pemikiran, emosi, etika, norma, tujuan, kapasitas teknologi atau karakteristik-karakteristik utama ETI.
Kemungkinan ETI secara mengejutkan akan berbeda dengan yang kita harapkan betul-betul alien, memusingkan, tidak seperti yang telah kita temukan sebelumnya. ETI, namun demikian, mungkin berkembang pada suatu level teknologi dan pengetahuan yang berada ribuan juta tahun di atas tingkat manusia kita sekarang. Karena kita menghadapi sesuatu yang sangat tidak diketahui, sikap dari kerendahan hati dan keterbukaan pikiran ilmiah sepertinya tepat. Pencapaian tatanan yang lebih beragam dari strategi pencarian tampak lebih bijaksana dibandingkan membiarkan metodologi terlalu sempit.
Ketiga, kita harus ingat kemungkinan bahwa lebih dari satu peradaban ETI itu dapat dideteksi. Terlalu mudah untuk berpikir tentang pertama, tidak menghiraukan kemungkinan deteksi ganda sepanjang waktu. Tahun-tahun awal dari milenium baru memberikan sebuah kesempatan baik untuk melihat ke depan pada pola kecenderungan deteksi untuk ribuan tahun ke depan. Jika beberapa peradaban telah muncul di galaksi kita, seperti telah banyak dihipotesakan kebanyakan ilmuwan SETI, maka kita dapat mendeteksi sinyal radio buatan, sebuah pesan laser ensiklopedi, sebuah satelit besar ditempatkan di sabuk asteroid, dan sebuah satelit kecil dekat permukaan bumi.
Keempat, memperluas asumsi dan strategi untuk lahan SETI dapat memperkuat kembali orang-orang, konferensi, dan penulisan di lapangan. Ide-ide segar dan pengkonsepan yang berani, perhatian pada visi jangka panjang, dan variasi yang lebih luas dalam paper konferensi dapat menjaga semangat intelektual dan menghindari perasaan bosan, lelah, dan kekecewaan.
Kelima, ilmu pengetahuan dan teknologi telah banyak berubah dalam empat puluh tahun sejak lahan SETI memilih teleskop radio sebagai strategi kuncinya. Hal itu adalah pilihan logis empat puluh tahun yang lalu. Teleskop radio baru saja menjadi populer di antara para ahli astronomi, dan ilmuwan-ilmuwan ulung menulis paper mendesak penggunaan teleskop radio untuk SETI, dan seorang ahli ternama menulis menulis paper mengklaim bahwa alat pelontar antar bintang itu lamban hingga tidak memungkinkan, dan mahal. Tapi pengetahuan rekayasa dan ilmiah kini berbeda secara dramatis dibandingkan empat puluh tahun yang lalu.
Keputusan-keputusan kini tentang strategi-strategi yang tepat harus didasarkan pada ilmu pengetahuan dan teknologi, dan kita dapat mengantisipasi dengan yakin sekarang, bukan dalam statusnya di tahun 1959.Pilihan-pilihan sekarang harus diperhitungkan perkembangan kita kini dalam beberapa bidang seperti komputer, kecerdasan buatan (artificial intelligence), robotika, metode survey, manufaktur molecular (teknologi nano/nanotechnology), penjelajahan ruang angkasa, laser, dan optik fiber.
Keenam, walaupun bidang SETI berusia empat puluh tahun, tapi belum menghasilkan adanya bukti yang dikonfirmasi dari ETI. Fakta ini menunjukkan perlunya memperluas tatanan strategi pencarian.Untungnya, beberapa strategi yang sangat menjanjikan dan baru telah siap.
Ketujuh, mereka yang ada dalam bidang SETI jangan membiarkan reputasi tentang UFO menakuti kita untuk terlalu membatasi strategistrategi kita sendiri. Kita semua dalam komunitas SETI khawatrir untuk menjadi bingung dengan soal UFO. Kita temukan kebingungan ini dalam ruangan-ruangan kelas kita, di klub fakultas, di perkumpulan-perkumpulan sosial, di studio-studio televisi, di pemerintahan, dan di kantor-kantor donor.Tapi tak perlu membiarkan ketakutan dan kemarahan kita memancing keputusan yang kurang baik tentang strategi-strategi ilmiah kita sendiri.
Jika penaksiran bijak kita menyimpulkan bahwa satelit-satelit cerdas seharusnya sudah bisa mencapai system tata surya kita, sebagai contoh, maka kita harusnya punya keberanian untuk mencari satelit-satelit tersebut. Untuk mengurangi kebingungan, kita harus seringkali mengingat bahwa pendekatan ilmiah kita berbeda dari bidang UFO dalam tiga jalan kunci:
a. Kita sangat berkomitmen pada
skeptisme, verifikasi, review rekan
kerja, dan metode ilmiah.
b. Kita membangun penjagaan
yang ketat terhadap cerita bohong,
khayalan pribadi, dan data yang keliru.
c. Kita mengadaptasi protokol
untuk menghindari klaim yang
prematur dan tidak sopan.
Dari semuanya, sebuah tatanan yang lebih luas dari strategi pencarian sepertinya condong mengarah pada keberhasilan dibandingkan bersandar pada hanya satu atau dua strategi. Fenomena yang kita coba untuk deteksi begitu tidak diketahui, tua, maju, sehingga kita harus melakukan dengan bersemangat semua strategi yang menjanjikan untuk meningkatkan kesempatan-kesempatan kita untuk mendapatkan kontak. Mana dari banyak strategi yang telah diusulkan bertahun-tahun yang lebih mungkin untuk mendeteksi ETI? Paper ini merekomendasikan lima strategi yang sangat menjanjikan. Adalah sangat tepat bagi bidang SETI untuk secara antusias mendukung dan dengan
bersemangat mengejar pencapaian kelima strategi.
Belum ada Panggilan Telepon dari Makhluk Alien
Landasan pemikiran para astronom yang tengah mencari kehidupan cerdas di luar planet bumi sesederhana ini, jika benar di langit ada makhluk cerdas (extra terrestrial - ET), dia ingin tahu kemungkinan adanya makhluk cerdas lain. Karena itu, seperti yang dilakukan para astronom bumi, mereka akan mengirim sinyal ke angkasa luar, untuk mengontak makhluk lain itu. Bila pun ternyata makhluk itu introvert, sebagai makhluk cerdas mereka pasti melakukan komunikasi lewat sinyal elektromagnetik dengan sesamanya. Bolehlah jika kita, di bumi, berharap ada sinyal yang lepas ke angkasa, mengembara ke sana kemari, memasuki atmosfir bumi, dan pada akhirnya memukul permukaan bumi. Untuk itu, bumi perlu kuping yang sanggup menangkap sinyal mereka.
Bumi, seperti terungkap dalam pertemuan American Astronomical Society di San Diego, Selasa (9/6), telah memasang telinga untuk menangkap sinyal itu dan membentuk banyak tim penguping dan, Hollywood, bahkan telah membuatkan filmnya: Contact. Tim itu, salah satunya, tim University of California, Berkeley, yang tergabung dalam proyek bernama Search for Extraterrestrial Radio Emissions from Nearby Developed Intelligent Populations. Selain tim Berkeley, ada tim lain dari Search for Extraterrestrial Intelligence Institute, Harvard University, dan Ohio State University. Diperkirakan, setiap bulannya seluruh tim penguping itu menyapu ‘suara-suara’ dari sepertiga bidang langit.
Tapi, sejauh ini, hasilnya belum menggembirakan. Sesudah bertahun-tahun melakukan analisa sangat hatihati atas sinyal radio yang mungkin dikirim makhluk angkasa luar, para periset menyimpulkan, belum ditemukan adanya bukti tentang upaya makhluk asing untuk melakukan kontak dengan bumi. ‘’Kita tak berhasil menemukan apapun. Belum. Tapi kami masih terus melakukan pencarian,’’ kata Sabine A Airieau, anggota tim Berkeley mengungkapkan hasil pemantauan timnya, dalam pertemuan tersebut.
Sayang, memang, karena mereka sudah bekerja sangat keras menganalisa sinyal-sinyal itu. Yang mereka lakukan Belum ada Panggilan Telepon dari Makhluk ET termasuk, misalnya, memisahkan sinyal yang mungkin datang dari makhluk ET dan mana yang berasal dari TV, radio, atau bahkan sekadar cemaran elektromagnetik yang keluar dari mesin motor. Menurut catatan, selama enam tahun di proyek itu, mereka telah meneliti lebih dari 500 triliun sinyal.
Tapi, tim Berkeley sendiri belum putus asa. Kata Dan Werthimer, asisten direktur proyek Berkeley, belum ditangkapnya sinyal-sinyal itu tak berarti di langit sepi kehidupan cerdas. Setidaknya karena pencarian oleh timnya masih dihalangi berbagai keterbatasan teknologi. Radio yang dipasang timnya, katanya, hanya sanggup menangkap sebagian kecil sinyal dari total keseluruhan spektrum radio. Airieau sendiri mengatakan, wilayah penjelajahan timnya belum besar. ‘’Masih ada banyak bagian lain langit yang belum diselidiki,’’ ujarnya, sembari mengatakan, sejauh ini mereka baru meneliti sembilan bintang yang diperkirakan menjadi sistem tata surya dari planet yang mengelilinginya.
Dan, memang, masih banyak bagian langit yang belum tersentuh. Buktinya, galaksi baru terus ditemukan. Salah satunya adalah yang dilaporkan radio teleskop Dwingeloo yang ditempatkan di Belanda dan Parkes di Australia dalam pertemuan itu. Keduanya, kata Patricia Henning, astronom University of New Mexico, menemukan 143 galaksi baru Dwingeloo 40 galaksi dan Parkes 103 lainnya. Kata Henning, galaksi itu sebelumnya tersembunyi dari pandangan teleskop optik oleh debu di galaksi kita, Milky Way (Bima Sakti).
Padahal, untuk diketahui, galaksi sebanyak itu pun cuma bagian dari seperempat jagat raya yang diketahui yang tersembunyi debu. Lantas, seperti apa peradaban makhluk tersebut dalam bayangan astronom itu? Werthimer mengatakan, peradaban mereka mungkin lebih tua dari bumi. Umurnya mungkin sekitar 10 ribu hingga satu milyar tahun lebih tua. Atau dengan kata lain, kita paling tidak lebih primitif 10 ribu tahun dibanding mereka.
Komentar
Posting Komentar