Apakah kehidupan manusia berasal dari luar angkasa

Bumi

Banyak orang yang percaya bahwa manusia diciptakan oleh Tuhan, tapi ada juga yang percaya bahwa manusia dan semua makhluk hidup yang ada sekarang adalah hasil proses evolusi yang berlangsung selama milyaran tahun. Kata orang yang percaya teori evolusi ini, makhluk pertama yang dianggap sebagai manusia, berkembang di benua Afrika, dan dari sana menyebar ke seluruh dunia. Tapi ada teori lain yang mengatakan, semua bentuk kehidupan di bumi ini, lama sebelum berkembang menjadi bentuknya yang sekarang, berasal dari planet ataupun galaksi lain.

Teori yang terakhir ini disebut teori Panspermia; dan sebuah tim pakar dari India dan Inggris mengatakan, mereka punya bukti-bukti tentang hal itu. Katanya, mereka telah berhasil menemukan contoh-contoh udara yang diambil dari lapisan stratosfir, kirakira 40 km di atas permukaan bumi, yang mengandung sel-sel hidup. Chandra Wickramasinghe adalah pakar yang memimpin proyek itu, dan sekaligus periset Panspermia yang utama. Katanya, penemuan sel-sel itu adalah bukti adanya kehidupan mikroba yang berasal dari luar bumi. Ini menunjukkan bahwa kehidupan di bumi berasal dari ruang angkasa, dan bukannya dimulai dari persenyawaan bahan-bahan kimia yang terdapat di bumi bermilyar tahun yang lalu.

Kalau teori ini bisa dibuktikan lebih lanjut, katanya, ini adalah bukti kuat bahwa manusia dan hewan serta semua makhluk hidup lainnya berasal dari kosmos, atau alam raya. Penemuan Chandra Wickramasinghe itu disampaikannya dimuka pertemuan International Society for Optical Engineering hari Senin di San Diego, California. Chandra yakin, penemuannya itu akan membawa dampak besar dalam studi tentang evolusi kehidupan di bumi. Para pakar yang bekerja-sama dengan Chandra menggunakan balonbalon yang bisa terbang tinggi dan membawa peralatan untuk mengambil contoh-contoh udara dari ketinggian sekitar 40 km.

Kata Chandra Wickramasinghe, udara yang terdapat dekat permukaan bumi biasanya tidak bisa naik sampai ketinggian itu, dan karena itulah dia yakin bahwa bentuk-bentuk kehidupan tadi tidak berasal dari bumi, tapi dari luar bumi. Tapi beberapa pakar lainnya meragukan penemuan Chandra itu. Kata Jay Melosh, mahaguru ilmu keplanitan di Universitas Arizona, “saya kira sel-sel atau bakteria yang mereka temukan itu berasal dari bumi, dan saya tidak yakin bahwa mereka berasal dari luar-bumi.” Jay Melosh sendiri percaya bahwa di masa lampau, ada bentuk-bentuk kehidupan sederhana yang berpindah dari satu planit ke planit lainnya; tapi penemuan Chandra itu, katanya bukanlah bukti adanya perpindahan antar-planet.

Kata pakar lainnya, dr. Norman Sleep, mahaguru geofisika di Universitas Stanford, ada kemungkinan ledakan gunung berapi telah mendorong udara yang mengandung mikroba sampai ke lapisan stratosfir. Bumi ini, kata dr Sleep, penuh dengan mikroba, dan kalau angin berhembus, mikroba itu bisa saja terbawa arus angin. Tapi Chandra Wickramasinghe mempertahankan teorinya dengan mengatakan, pada waktu dia mengadakan pengumpulan contoh udara, tidak ada letusan gunung berapi atau bencana alam lainnya. Kata Chandra, langkah berikutnya adalah mempelajari mikroba mikroba itu dan menjabarkan susunan DNA-nya; dan kalau bisa, akan diusahakan mengembangbiakkan mikroba itu guna penelitian lebih lanjut.

Komentar