Bagaimana cara melawan penculikan alien

Penculikan alien
Ilustrasi
Umumnya, pemahaman tentang fenomena penculikan Alien dianggap sebagai keadaan yang tak berdaya bagi korban penculikan, tidak memiliki tenaga untuk melawan serta dalam keadaan seperti tidak bisa bergerak. Bahkan ada anggapan bahwa tindakan melawan adalah suatu hal yang sia-sia. Ann Druffel, seorang peneliti UFO, mempunyai pendapat yang berbeda. Setelah beberapa tahun meneliti tentang penculikan dengan memiliki 80 kasus bahkan lebih, pada kenyataannya mereka mempunyai tingkat keberhasilan menjaga diri dari para penculik. Druffel bahkan percaya bahwa kekuatan untuk melawan bukan hanya sekedar mungkin, melainkan sebuah kenyataan dan dapat dilakukan dengan menggunakan kondisi dan kekuatan mental yang khusus serta perjuangan yang bersifat fisik.

Druffel pertama kali tertarik tentang faktor kekuatan untuk melawan ketika dia sedang meneliti sebuah buku dengan D. Scott Rogo yaitu The Tunjunga Canyon Contacts, sebuah buku yang menceritakan tentang keseluruhan pengalaman penculikan dari lima wanita muda yang hidup di Tunjunga Canyon di area Northeast Los Angeles. Tiga dari lima wanita tersebut menceritakan tentang skenario penculikan mereka dan mereka ternyata dapat menyuruh para Alien untuk pergi atau dengan kata lain mengusir mereka dengan menggunakan teknik tertentu. “Hal ini tidak terpikir oleh saya pada waktu itu, bahwa hal tersebut adalah sangat penting walaupun itu hanya bagian dari pernyataan mereka,” kata Druffel.

Pada tahun 1988, hal tersebut adalah sebuah awal bagi Druffel untuk lebih mendalam mempelajari aspek penting dari fenomena penculikan. “Tidak ada peneliti di negeri ini atau bahkan diseluruh dunia yang melaporkan bahwa korban penculikan dapat mengusir para penculik. Mereka hanya melaporkan bahwa beberapa korban penculikan telah berusaha untuk mengusir mereka dengan kemarahan atau lainnya, tetapi gagal. Maka saya mengumpulkan tentang subjek penelitian tersebut sampai dengan 10 tahun, dan saya telah mengumpulkan cukup banyak bahan. Dalam data saya ada 80 orang yang saya sebut sebagai Resistor,” papar Druffel. Bagi Druffel hal tersebut adalah aspek yang sama sekali baru dalam bidang fenomena penculikan, dan hal ini belum pernah dituliskan, telah disebutkan tetapi tidak pernah diteliti serta tidak pernah dibuktikan.

Druffel mengatakan bahwa sebagian besar peneliti setuju bahwa skenario penculikan seringkali menggunakan suatu keadaan yang dirubah. Sangat sedikit sekali kasus dimana manusia terlihat benar-benar merasakan bahwa mereka telah terjadi kontak dengan alien. Pada dasarnya keadaan yang dirubah secara tidak langsung menyatakan bahwa disana terjadi kehilangan suatu keinginan dari manusia yang tidak sewajarnya. Makhluk tersebut memulai skenarionya melalui keadaan yang dirubah tersebut, ini berarti mereka tidak dalam bentuk fisik.

“Mereka berhubungan dengan korban penculikan bukan dalam ruang fisik kita atau dengan memberhentikan waktu, mereka memilih salah satu waktu dimana manusia dalam keadaan tidur atau dalam keadaan tidak sadarkan diri misalnya dengan lampu hipnotis yang terlihat di televisi atau saat mendengarkan musik atau di jalan raya bahkan mungkin dalam keadaan sedikit road hypnosis,” kata Druffel. Tetapi pada saat makhluk tersebut memasuki skenario mereka, mereka kelihatannya memiliki kemampuan untuk merubah suatu keadaan yang lebih mendalam dari kesadaran manusia. Dengan kata lain, untuk bermain dengan pikiran mereka atau mempengaruhi secara psikologi mereka ada beberapa cara untuk membuat korban penculikan merasa mereka tidak dalam situasi penguasaan.

“Tetapi hal ini adalah kepercayaan yang keliru tentang satu hal yaitu tidak dapat menggunakan beberapa pengendalian untuk mengakhiri situasi seperti itu, hal inilah yang menjadi batu penghalang utama bagi peneliti dan korban penculikan,” kata Druffel. “Sebagian besar peneliti UFO dan korban penculikan mempercayai bahwa penculik adalah Extraterrestrial yang secara fisik dengan menggunakan perangkap atau muslihat berteknologi superior untuk mengendalikan manusia. Saya tidak percaya akan hal itu. Jika korban penculikan dapat menghentikan keadaan yang dirubah dari kesadarannya, maka makhluk tersebut lenyap,” lanjut Druffel.

Dan bagaimana kita menghentikannya? Dalam bukunya How to Defend Your Self Against Alien Abduction (Three Rivers Plate, 1988), Druffel memberikan sembilan teknik untuk melawan. Dia mepelajari hal tersebut setelah belajar dari pengalaman 80 korban penculikan yang semuanya nyata-nyata memiliki pendapat yang sama.

Teknik yang pertama adalah Mental Struggle. Mental stuggle adalah semata-mata mental. Ini adalah kekuatan yang akan melawan kelumpuhan yang memeluk manusia dalam skenario penculikan. Selama merasakan kelumpuhan dan diluar kendali, skenario tersebut akan berlangsung selama makhluk tersebut menginginkannya. Akan tetapi pada saat dalam pikiran sang korban memutuskan “Cukup, ini sudah cukup, saya ingin kembali, saya bisa menguasai !!,” maka skenario penculikan akan selesai dan pada saat itu makhluk tersebut lenyap.

Yang kedua adalah Physical Struggle. Physical Struggle juga merupakan bagian dari mental. Sebuah gerakan manusia karena ingin bergerak. Dengan cara meloncat dan mendorong mereka serta menyuruh mereka pergi, hal itu akan dilakukan oleh penculik karena mereka merasa terganggu.

Yang ketiga adalah Righteous Anger. Teknik ini adalah kombinasi dari perintah yang keras antara lisan dan mental, seperti ‘Pergi saja !’ atau ‘Biarkan saya sendiri !’ dan lain sebagainya. Teknik ini efektif ketika digunakan pada awal dari skenario penculikan dan merupakan yang terbaik sebelum serangan paralyze. Righteous Anger juga efektif untuk korban paralyze ketika dikombinasikan dengan mental struggle.

Yang keempat adalah Protective Rage. Maksudnya adalah untuk melindungi anggota keluarga yang lain, khususnya anak kecil dan anggota keluarga yang tidak dapat menjaga diri mereka sendiri. Teknik ini dilakukan sebaiknya sebelum skenario tersebut berlangsung. Dimulai dengan menggunakan suara yang keras atau bernada sombong atau memaki-maki bahkan menantang. Dalam hal ini, rage adalah semangat, keinginan atau hasrat yang meliputi kesetiaan, cinta, dan ketaatan. Semuanya dapat menghilangkan aspek negatif. Protective rage merupakan keinginan agar makhluk tersebut tidak berbuat jahat, hanya memerintahkan agar mereka berhenti dan meninggalkan anggota
keluarga lainnya.

Yang kelima adalah Support from Family members. Maksud dari ‘family’ bukan hanya yang mempunyai ikatan darah tetapi juga termasuk teman dekat. Teknik ini akan lebih baik jika dikombinasikan dengan teknik yang lain. Khususnya ketika anggota keluarga lainnya memiliki pengalaman yang sama.

Teknik yang keenam adalah Intuition. Intuisi adalah seperti halnya seorang tentara yang sedang dalam peperangan memiliki rasa waspada akan musuhnya dan kemudian melindungi diri mereka. Intuisi juga dapat mencegah kecelakaan atau kerusakan lainnya. Para penculik sepertinya dapat merasakan bahwa korbannya telah siap atau waspada untuk melawan, mengetahui akan hal tersebut percobaan skenario penculikan akan gagal.

Teknik yang ketujuh adalah Metaphysical Method. Metode secara Metafisika tidak biasa digunakan oleh kebanyakan masyarakat Eropa Barat, metaphysical methods seperti halnya bisikan yang dapat dipelajari oleh manusia yang memiliki mental yang kuat. Dalam hal ini seperti penggunaan mantera, pengucapan ayat-ayat suci dan lain sebagainya.

Teknik kedelapan adalah Appeal to Spiritual Personages atau memohon, berdoa kepada Spiritual Personages seperti Tuhan, Jesus, Buddha, malaikat dan lain sebagainya.Teknik ini membutuhkan kepercayaan yang kuat pada alam spiritual. Banyak dari korban penculikan mempercayai adanya hubungan antara skenario penculikan dengan agama atau kepercayaan lain. Sehingga dengan memohon kepada Tuhan atau spirit yang lain dapat mengusir makhluk tersebut.

Teknik yang terakhir adalah Repellent atau menggunakan alat penolak berupa benda yang dianggap punya “kekuatan” seperti salib, minyak esensial, azimat, rempah-rempah dan lain sebagainya. Seperti garam dapat digunakan sebagai penolak tradisional. Pada setiap masyarakat tradisional memiliki semacam azimat-azimat untuk mengusir makhluk-makhluk jahat, legenda bawang putih untuk mengusir vampire dan lain sebagainya.

Komentar