Minum air putih dan memperkuat daya ketahanan badan

Meminum air

Minum air putih
 
Sesungguhnya, meminum air dari sumur yang terbuka dan dari air yang mengalir di sungai, walaupun kejernihannya menggiurkan dan kalau dipandangnya amat menarik, akan tetapi pada hakikatnya meminum air tersebut adalah berbahaya, dan hal itu memang selalu banyak mengandung bahaya yang akan diakibatkannya.

Sudah tentu, air seperti itu akan mengandung berbagai baksil dan bakteri, umpamanya tipus atau disentri. Maka dari itu, barangsiapa yang bermaksud ingin untuk minum dari air sumber, hendaknya membasuh kedua tangannya terlebih dahulu dan meminum segenggam saja. Barang siapa yang bermaksud ingin meminumnya karena tenggorokannya terlalu kering, maka hendaknya didahului dengan berkumur sebelum meneguk air yang banyak untuk menghilangkan rasa dahaganya itu.

Karena, kemungkinan rasa dahaga itu dikarenakan mulutnya kekeringan, bukan karena membutuhkan air tersebut. Di lain pihak, memperbanyak minum air atau meminum cairan yang lain dengan tujuan sekedar menikmati kelezatannya, adalah jenis melanggar kaidah kesehatan. Kiranya sudah cukup, apabila meminum dengan batas yang cukup atau paling sedikit untuk menghilangkan rasa dahaga.

Sesungguhnya, meminum air ketika memakan makanan atau setelah makan secara langsung, adalah kurang baik. Karena, hal itu akan mempersulit pencernaan. Walaupun begitu, agaknya tidak mengapa bagi orang yang tenggorokannya merasa kering, lalu meminum satu gelas air setelah makan.

Begitu juga meminum satu gelas air dingin pada waktu pagi, ketika bangun tidur dan belum menyantap makanan apa pun. Karena, hal itu akan dapat menggerakan usus lemah dan menghilangkan rasa sulit mengeluarkan air besar. Akan tetapi, jangan sampai melebihi satu gelas, karena menurut kesehatan, hal itu kurang berfaedah, bahkan hal itu akan mengundang bahaya terhadap kesehatan yang tidak diinginkan. Mengenai hal ini, di sini kurang layak kami bicarakan, mengingat bukan pada tempatnya.

Adapun cara untuk menghilangkan sulit berak, maka kiranya tepat sekali bila menggunakan 100 gram air dingin yang dimasukkan melalui jalan belakang (dubur). Cara seperti itu dapat dilakukan dalam setiap hari pada waktu pagi, dan selalu menyimpan air pada usus kecil. Cara yang demikian itu hendaknya dilakukan dalam jangka waktu 2-3 minggu.

Kadang-kadang seseorang memasukan air hangat kurang lebih 45 derajat ke dalam dubur untuk menghilangkan kekejangan pada usus halus dan menghilangkan rasa nyerinya. Meskipun begitu, yang terbaik adalah memakai air rendaman teh daripada dengan air biasa.

Sedangkan penyakit panas, kadang-kadang membuat badan seseorang menjadi kering dan selalu merasa haus. Jika demikian, maka dia harus meminum air jernih yang banyak pada saat seperti itu, atau dari air perasan buah dengan jumlah yang banyak. Dianjurkan dalam meminum air tersebut, jangan terus langsung diminum sekaligus, akan tetapi hendaknya diminum sedikit demi sedikit.

Air dari perasan buah-buahan yang sering digunakan untuk meminum dalam menu diet, harus dicampur dengan air biasa, kira-kira mencapai tiga kali lipatnya. Lebih-lebih bagi anak yang biasanya enggan meminum air perasan buah-buahan, bahkan ada yang tidak suka mencium baunya saja ketika mereka dalam keadaan sakit, berlainan dengan keadaan mereka pada waktu sehat.

Tidak ada perbedaan antara air yang hangat dengan air yang dingin, tapi usahakan jangan sampai minum air yang sudah didinginkan di kulkas, kecuali dalam keadaan tertentu, yang sudah diperbolehkan oleh dokter.

Air untuk melatih dan memperkuat daya ketahanan badan dalam menghadapi perubahan cuaca

Asas pokok dalam melatih badan adalah Jimanastik, olahraga bagi urat-urat kecil di kulit. Ia akan mengembang, apabila dipanaskan dan akan mengecil apabila terkena air dingin.
Adapun untuk nelatih badan yang benar, bukanlah dengan menggunakan pakaian yang tipis untuk menghadapi perubahan cuaca atau bertempat di kamar yang tidak mempunyai penghangat, yang mana badan akan terserang hawa dingin, sehingga anggota badan gemetar dan menggigil. Semua itu bukanlah merupakan tindakan untuk melatih badan dengan cara yang tepat, bahkan mungkin akan mengundang bahaya pada kesehatan.

Sedangkan cara yang paling halus dan ringan adalah melatih badan dengan jalan menyentuh air dingin ketika suhu badan panas, dan menghangatkannya ketika suhu badan dingin. Apabila seseorang bangun tidur, maka secara langsung dia diperbolehkan melepas pakaiannya, agar badan tertiup hawa dingin atau suhu badan didinginkan sedikit, jika cuaca dalam keadaan panas. Adakalanya dilakukan dengan cara memijat kulit, agar tampak memerah. Setelah itu, hendaklah dipakai lagi bajunya dan segera kembali ke tempat tidur, agar suhu badan menghangat seperti semula.

Demikian pula, seseorang dianjurkan agar memakai pakaian yang tipis, apabila udara sudah terasa hangat dan sering berada di halaman yang udaranya terbuka. Di samping itu, anggota badan harus terus melakukan berbagai gerakan. Dengan cara seperti ini, maka akan menjadikan badan mencucurkan keringat, bahkan ada suatu ketika badan akan dibasahi oleh embun pagi atau hujan rintik-rintik.

Sesudah badan terbiasa melakukan yang demikian, maka hendaklah pindah untuk menggunakan air dingin. Yang demikian itu boleh dilakukan seseorang dengan cara mengusap badannya dengan air dingin setelah bangun dari tidur secara langsung.

Apabila pada musim dingin, maka melakukan pengusapan itu hendaklah dilakukan dua kali dalam seminggu, sedangkan apabila pada musim panas, maka melakukan pengusapan itu hendaklah dilakukan dalam setiap hari. Apabila hal itu sudah menjadi kebiasaan dan badan sudah mempunyai daya tahan yang baik, sudah terlatih dan sering kali berendam di air dingin, juga terbiasa untuk menyiram dua betis, dua tangan dan badan bagian atas.

Di samping itu, juga sudah terbiasa melakukan perendaman pada dua kaki dan dua tumit dengan air dingin. Begitu juga duduk di atas air yang dingin. Kadang-kadang dalam melatih badan agar terbiasa dengan air dingin ini, memerlukan beberapa bulan, bahkan kadang-kadang sampai memerlukan beberapa tahun. Hal tersebut bergantung pada kondisi badan dan wataknya, karena semuanya itu memerlukan kesabaran, ketekunan, dan sedikit demi sedikit, sampai badannya tidak tertekan atau disibukkan atas kebiasaan baru yang sulit diterimanya.

Komentar