Mantan perokok aktif atau mereka yang berhenti merokok sering kali menjadi saksi hidup betapa membahayakannya rokok itu bagi kesehatan. Salah satunya adalah Shane Todd, yang dengan menyedihkan akhirnya meninggal dunia di usia 49 tahun karena penyakit kanker dan komplikasinya. Pada pertengahan agustus 2016, kabar duka datang dari keluarga Shane Todd, seorang yang wajahnya familier di lingkungan Centers for Disease Control and Prevention. Mantan perokok itu aktif mengampanyekan "Tips dari Mantan Prokok" dan meninggal dunia.
Dikutip dari koran pikiran rakyat, Todd adalah perokok aktif yang mulai merokok sejak berusia 18 tahun. Kebiasaan buruknya itu mengakibatkan dia mengidap penyakit kanker tenggorokan yang terdiagnosis sejak usianya masih 34 tahun. Penyakitnya itu pun menjadi materi kampanye yang ingin mengubah kesadaran para perokok untuk menghentikan kebiasaan buruknya.
Dalam kilas balik kehidupannya, wajah Todd muncul pada kampanye di iklan televisi yang disiarkan secara nasional. Ia menjelaskan operasi yang sudah dijalani akibat terkena kanker tenggorokan. Operasi itu meliputi tindakan memindahkan kotak suaranya dan bagian dari esofagusnya. Operasi itu meninggalkan jejak berupa lubang di lehernya yang disebut stoma. Pada iklan kampanyenya itulah dia menjelaskan bagaimana saat dia harus membungkukkan badan tapi badan tidak boleh bengkok. Dia pun tidak boleh menggunakan cat semprot.
"Seluruh keluarga saya merokok. Orang tua saya merokok, dan sampai saya mengalami sakit tidak ada yang memiliki masalah karena itu," kata Todd pada 2013 saat diwawancarai CDC. Ia pun jujur mengaku bahwa tidak pernah berpikir akan memiliki masalah akibat rokok. Ia pun tersadar bahwa anggapannya itu salah.
Kampanye yang melibatkan Todd itu diluncurkan pada 2012 di berbagai media iklan. Kampanye itu digalakkan melalui delapan iklan televisi, tujuh iklan radio, tujuh iklan media cetak, lima iklan billboard, dan iklan di berbagai halte bus. Selain Todd, ada dua mantan perokok lainnya yang berpartisipasi dalam kampanye itu. Keduanya adalah Terrie Hall dan Rosemary V Hernandez, yang sudah lebih dulu meninggal dunia akibat kanker.
Kampanye sejenis juga melibatkan partisipan lain, yaitu Nathan Moose dan Bill Busse. Keduanya pun sudah meninggal dunia akibat penyakit komplikasi yang berhubungan dengan merokok dan paparan rokok kepada perokok pasif. Setelah mengetahui kematian Todd, Direktur CDC, Tom Frieden, menyamnpaikan kesan yang mendalam terhadapnya. Ia mengatakan, Tood merasa bangga kepada dirinya sendiri karena kampanyenya bisa memberikan pengaruh baik.
"Dia bangga pada kampanyenya dan peranannya untuk menyukseskan kampanye itu. Karena dia mengetahui bisa mengubah hidup orang lain," katanya.
Data CDC menyebutkan, para perokok memiliki kemungkinan lebih besar 30 kali lipat untuk mengidap kanker paru-paru dan meninggal dunia karenanya. Di Amerika Serikat, lebih dari 7.300 perokok pasif kehilangan nyawa akibat kanker paru-paru setiap tahunnya.
Di AS, jumlah perokok sebenarnya sudah berkurang dan terus menurun. Hasil survei tahun lalu dari National Health Interview Survey menunjukkan, jumlah perokok usia dewasa kurang dari 15%. Namun, masih ada 40 juta orang yang merokok meskipun rokok sudah membunuh lebih dari 480 ribu orang setiap tahun.
Saat mantan perokok yang mengampanyekan stop merokok sudah meninggal dunia karena kanker, bukan hanya kisah hidupnya yang bisa menjadi contoh betapa rokok itu berbahaya. Kisah kematian pun seharusnya menjadi pelajaran bagi perokok tanpa lebih dulu harus mengalami apa yang Todd alami.
Komentar
Posting Komentar