Pendidikan terbaik di dunia ternyata ada di finlandia

Finlandia

Setiap negara di dunia memiliki ketentuan yang berbeda soal jam belajar di sekolah. Banyak negara yang memberlakukan sistem sekolah sehari penuh, tetapi ada pula negara yang memberlakukan jam belajar yang pendek. Hasilnya, jam belajar yang lebih pendek pun membuat siswa tetap bisa mencapai prestasi yang diinginkan. Misalnya di negara Finlandia. Meskipun menerapkan jam sekolah antara empat hingga lima jam, pendidikan di negara ini tergolong paling baik di dunia. 

Dikutip dari koran pikiran rakyat, Siswa SMP dan SMA pun mengikuti sistem layaknya kuliah. Mereka hanya akan datang pada jadwal pelajaran yang dipilih. Pendeknya jam belajar justru mendorong siswa untuk lebih produktif. Biasanya, pada awal semester guru meminta siswa untuk menentukan target atau aktivitas pembelajaran sendiri. Jadi, ketika masuk kelas, siswa tidak sekedar tahun dan siap, tetapi juga tidak sabar untuk memulai proyeknya sendiri.

Laman We Are Teachers menyebutkan, di era 1970-an, sistem pendidikan dan ekonomi di Finlandia sempat berada di titik nadir karena dampak penjajahan dan perang. Pengangguran di negara tersebut mencapai 20% dari jumlah penduduk. Saat itulah mereka percaya bahwa hanya pendidikan yang bisa memperbaiki kondisi warga dan negara. Seiring dengan berjalannya waktu, sistem pendidikan di Finlandia terus membaik. Hingga pada era 2000-an, Finlandia disebut sebagai negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia. Jauh di atas Amerika Serikat apalagi Indonesia. 

Di Finlandia, untuk setiap 45 menit siswa yang belajar mereka berhak mendapatkan rehat selama 15 menit. Orang-orang Finlandia meyakini bahwa kemampuan terbaik siswa untuk menyerap ilmu baru yang diajarkan justru akan datang jika mereka memiliki kesempatan mengistirahatkan otak dan membangun fokus baru. Mereka juga jadi lebih produktif di jam belajar karena mengerti bahwa toh sebentar lagi mereka akan dapat kembali bermain. Sistem pendidikan di Finlandia dibangun atas dasar kesetaraan. Jadi, tidak ada orangtua yang pusing memilih sekolah bagus untuk anaknya karena semua sekolah setara bagusnya. Yang lebih penting lagi, sama gratisnya.

Reformasi pendidikan yang dimulai pada 1970-an tersebut merancang sistem kepercayaan yang meniadakan evaluasi atau peringkat sekolah sehingga tidak perlu ada rasa saling berkompetisi antar sesama sekolah. Sekolah swasta pun diatur dengan peraturan ketat untuk tidak membebankan biaya tingga kepada siswa. Saking bagusnya sekolah-sekolah negeri di sana, hanya terdapat segelintir sekolah swasta yang biasanya juga berdiri karena basis agama.

Tidak berhenti dengan biaya pendidikan gratis, pemerintah Finlandia menyediakan fasilitas pendukung proses pembelajaran seperti makan siang, biaya kesehatan, dan angkutan sekolah secara cuma-cuma. Di samping kesetaraan fasilitas dan sokongan dana yang mengucur dari pemerintah, penopang utama dari kualitas merata yang ditemukan di semua sekolah di Finlandia adalah mutu guru yang tinggi. Guru adalah salah satu pekerja paling bergengsi di Finlandia. Pendapatan guru di Finlandia pun lebih dari 2 kali lipat dibandingkan dengan guru di Amerika Serikat. Tidak peduli jenjang SD atau SMA, semua guru di Finlandia diwajibkan memegang gelar master yang disubsidi penuh oleh pemerintah dan memiliki tesis yang sudah dipublikasi.

Finlandia memahami bahwa guru adalah orang yang paling berpengaruh dalam meningkatkan mutu pendidikan generasi masa depannya. Oleh karena itu, Finlandia berinvestasi besar-besaran untuk meningkatkan mutu tenaga pengajarnya. Pemerintah Finlandia juga memastikan ada cukup guru untuk pembelajaran intensif yang optimal. Ada 1 guru untuk 12 siswa di Finlandia, rasio yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain.

Sistem peringkat atau ranking pun tidak diterapkan di Finlandia. Pemerintah berharap semua siswa di Finlandia bisa menjadi pintar, tanpa terkecuali. Mereka tidak mempercayai sistem ranking atau kompetisi yang pada akhirnya hanya akan menghasilkan "sejumlah siswa pintar" dan "sejumlah siswa bodoh". Di Finlandia, ujian nasional pun tidak diperlukan. Kredibilitas dan mutu tenaga pengajar yang tinggi memungkinkan pemerintah menyerahkan tanggung jawab membentuk kurikulum dan evaluasi pembelajaran langsung kepada mereka. Hanya terdapat garis pedoman nasional longgar yang harus diikuti.

Komentar