Orangtua, panutan keselamatan berkendara pada anak

Berkendara
Ketidaktahuan dan ketidakdisiplinan anak dalam berkendara erat kaitannya dengan perilaku orangtua. Transport Accident Commission (TAC) melakukan riset yang membuktikan bahwa orang tua berperan penting dalam mencegah masalah anak dengan menjadi role model yang positif.

Lembaga ini menggunakan landasan teori pembelajaran sosial (social learning theory) yang menunjukkan bahwa manusia belajar banyak dengan mengamati manusia lainnya. Dalam hal ini, orangtua mentransfer perilaku kepada anak-anaknya.

Oleh karena itu, sebelum orangtua mengajari anak untuk menyetir mobil atau sepeda motor, sangat diharapkan orangtua sendiri telah memiliki sikap disiplin dalam berkendara. Secara tidak langsung dan sering kali tanpa disadari, cara orangtua berkendara dijadikan contoh oleh anak.

Temuan TAC lainnya, jender memainkan peran dalam pemodelan peran gaya mengemudi. Gaya mengemudi laki-laki paling dipengaruhi oleh ayah. Sementara kaum perempuan, perilakunya dipengaruhi oleh kedua orangtua.

Menurut TAC, gaya orangtua berkendara memiliki pengaruh besar terhadap anak-anak berusia 5-12 tahun dan akan menentukan gaya mengemudi mereka di masa depan.

Keselamatan dalam berkendara

Di mata anak laki-laki, ayah adalah role model utama yang akan membentuk karakter pria dalam diri mereka. Sedangkan bagi anak perempuan, ayah menjadi figur pria pertama yang dikenalnya. Seorang ayah tidak terbatas sebagai pencari nafkah, tetapi juga harus mampu membangun kualitas hubungan yang baik dengan anak-anaknya.

Membangun kualitas hubungan yang baik artinya juga mencontohkan anak perilaku yang baik pula. Ketika berkendara misalnya. Pentingnya pemahaman tentang keselamatan berkendara harus diketahui dan diterapkan oleh ayah. Berikut ini beberapa panduan keselamatan berkendara, khususnya bagi ayah.

Keselamatan berkendara ditentukan tiga faktor utama, yaitu pengemudi, kendaraan, dan lingkungan. Lingkungan dibagi menjadi dalam kendaraan, yaitu penumpang lain dan jumlah barang bawaan, serta lingkungan luar yaitu pengguna jalan yang lain. Ketika berkendara, tak hanya menjadi tanggung jawab sopir dengan kendaraannya, tetapi juga penumpang lain di dalam kendaraan, termasuk bagasi dan barang bawaan lainnya.

Oleh karena itu, kesadaran untuk berkendara dengan aman sebaiknya ditumbuhkan kepada seluruh penumpang. Sebelum memulai berkendara, pengemudi sebaiknya memperhatikan komponen kendaraannya.

Di perjalanan, pengemudi juga harus memperhatikan keselamatan. Menerima telepon apalagi SMS adalah hal yang wajib dihindari. Interaksi yang sehat antara pengemudi dan penumpang juga penting. Penumpang hendaknya membantu menjaga konsentrasi pengemudi, misalnya tidak dengan mengobrol atau bercanda di saat kendaraan melaju. Termasuk mengingatkan apabila pengemudi mengantuk atau lalai membaca rambu jalan.

Di jalan raya, perhatikan pengemudi akan terbagi ke sekitarnya. Dalam hal ini, konsentrasi yang tinggi sangat diperlukan. Cakap membaca gelagat pengemudi lain adalah suatu keahlian yang harus diasah. Hal ini penting untuk mengantisipasi apabila terjadi keteledoran pengguna jalan lain dan berimbas pada kita.

Penggunaan komponen kendaraan juga harus memperhatikan pengguna jalan lain. Salah satu, mengklakson secara berlebihan dapat mengganggu konsentrasi pengguna jalan lain. Akibatnya, kendaraan lain bisa kehilangan kontrol mengemudi.

Dengan memegang dan menerapkan aturan keselamatan berkendara secara disiplin, diharapkan ayah dapat menjadi role model yang baik bagi anak sehingga kelak mereka dapat menjadi pengendara yang disiplin juga. Perilaku yang sudah menjadi kebiasaan dalam keluarga biasanya menjadi acuan anggota keluarga dalam keseharian.

Komentar