Penyakit katarak, kebanyakan diderita oleh orang yang sudah lanjut usia (lansia). Katarak hanya dapat disembuhkan melalui tindakan operasi. Penyakit mata, sebenarnya sangat beragam. Ada yang bisa menular dan tidak sama sekali. Penyakit mata yang disebabkan oleh bakteri maupun virus rata-rata bersifat menular, sedangkan jika penyebabnya adalah alergi atau bawaan keturunan (genetis), maka tidak akan menular. Salah satu kelainan atau penyakit mata degeneratif yang banyak diderita oleh orang yang sudah lanjut usia (lansia) adalah yang disebut katarak.
Penyakit ini bisa mengenai siapa saja, mulai dari bayi baru lahir, usia muda ( 15-35 tahun), usia produktif (35-60 tahun), lansia, dan semua orang dengan riwayat trauma di daerah kepala, khususnya mata. Faktor pencetusnya macam-macam, mulai dari obat-obatan, infeksi, radiasi, genetik, trauma, dan usia. “Lansia di atas 70 tahun merupakan obyek yang paling berpeluang untuk terkena penyakit katarak. Selain bisa mengakibatkan kebutaan, penyakit katarak juga membawa pengaruh pada fungsi sosial yang menurun disamping daya penglihatan yang rendah/kabur serta kualitas hidup yang juga ikut menurun sebagai efek dari kekaburan penglihatan.
Menurut jenisnya, penyakit katarak terbagi sesuai dengan lokasi terbentuknya, yaitu; kapsul anterior, nuklearis, kortikalis, stelata, sub kapsular, kapsularis posterior. Namun, kekeruhan lensa atau katarak tidak hanya terjadi pada lansia, tetapi bisa juga terjadi pada bayi baru lahir, usia muda dan riwayat trauma. Gejala penyakit mata yang berkaitan erat dengan usia biasanya berupa mata kering (dry eye),timbul rasa gatal, pedih, nrocoh, dan ngganjal. Sementara, gejala katarak adalah penglihatan mulai kabur, sering merasa silau, penglihatan double/memudar.
Perubahan awal akan terasa pada saat usia menginjak 40 tahun. Ketika mulai ada kendala saat membaca untuk orang-orang yang sebelumnya tidak menggunakan kacamata. Setelah usia 60 tahun, lensa mata mulai mengalami kekeruhan yang biasa disebut katarak. Kekeruhan lensa ini bisa terjadi lebih awal pada penderita diabetes dan orang-orang yang sering mengkonsumsi obat-obatan. Pada orang yang berusia 40 tahun ke atas, dampaknya mulai terlihat ketika penggunaan kacamata baca akan terasa sangat membantu. “Gejala orang memerlukan kacamata baca adalah kabur saat melihat dekat dan memerlukan waktu sedikit lebih lama untuk melihat jauh, setelah memaksakan melihat dekat tanpa menggunakan kacamata. Bisa juga disertai dengan sakit kepala.
Sementara, mereka yang berusia di atas 60 tahun, mungkin masih dapat membaca dekat tanpa kacamata. Namun, waspadalah dengan kondisi penglihatan yang mulai tampak berawan atau kabur. Gangguan retina terkait usia, biasanya menimbulkan gejala seperti
pandangan kabur, sulit membaca, melihat garis lurus seperti melengkung.
Faktor penyebab atau pencetus penyakit katarak:
- Usia/umur.
- Terkena sinar matahari yang lama.
- Kondisi pembuluh darah yang kurang baik.
- Trauma/benturan keras pada mata.
- Riwayat pemakaian obat-obatan/jamu tertentu yang lama dan rutin.
- Kurang gizi (kurang antioksidan).
- Merokok, konsumsi minuman beralkohol.
- Keradangan mata.
- Menjaga kualitas pembuluh darah tetap baik (gula darah & tensi, kolesterol, asam urat, lemak tetap normal).
- Diupayakan untuk tidak melihat langsung sinar yang menyilaukan seperti sinar matahari, sinar laser, dsb.
- Senantiasa melindungi mata dari polusi dan debu serta trauma mata (dengan salah satunya sering memakai kacamata ketika keluar rumah, pakai topi, helm fullface/teropong.
- Memperbaiki gaya hidup, antara lain dengan rutin berolahraga, kurangi stress/emosi, cukup istirahat (tidur cukup), banyak minum air putih dan buah serta sayur mayur warna merah dan hijau segar bergizi tinggi serta mengandung antioksidan (jumlah disesuaikan dan jangan terlalu banyak).
Karena itulah, diperlukan upaya memperkecil risiko masalah kesehatan mata pada lansia. Salah satunya, rutin menggunakan obat tetes mata yang sesuai anjuran dokter untuk memperlambat perkembangan penyakit katarak.
Sumber : Majalah kesehatan.
dr. Daddy Armand N, Sp.M
Komentar
Posting Komentar