Kita semua telah mengetahui betapa besar dampak baik olahraga bagi kesehatan tubuh, jiwa, dan pikiran kita, terlebih jika dapat dilakukan secara rutin. Olahraga dapat membantu melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh sehingga sel-sel mendapat asupan oksigen dan nutrisi yang optimal, mengurangi kegemukan, dan memicu tubuh untuk memproduksi hormon yang menimbulkan perasaan rileks dan senang setelahnya. Lebih jauh lagi, olahraga merupakan salah satu elemen penting dalam melindungi tubuh dari berbagai macam penyakit kronis dewasa ini, seperti penyakit jantung, diabetes, dan kelebihan kolesterol dalam darah.
Namun, tatkala bulan Ramadhan tiba, sebagian kita terkadang berasumsi bahwa di bulan puasa, olahraga sulit untuk dilakukan dan tidak sedikit pula yang menghentikan secara total aktivitas olah raga yang telah rutin dilakukannya.
Pertanyaannya, sudah tepatkah asumsi tersebut? Jika tidak, lalu bagaimana langkah yang dapat diambil agar kita tetap mendapatkan beragam manfaat dari olah raga dan ibadah Ramadhan kita tetap terjaga?
Pada dasarnya, kegiatan olahraga tetap dapat dilakukan selama bulan puasa berlangsung.
Beberapa tips tambahan lain bagi yang ingin tetap berolahraga di bulan puasa adalah sebagai berikut :
1. Konsultasikan dengan dokter anda
Dokter pribadi anda adalah orang yang paling tahu sejarah kesehatan anda. Pertimbangan mengenai jenis olahraga sangatlah penting, khususnya bagi mereka yang menderita penyakit yang memerlukan perhatian khusus, seperti misalnya Diabetes melitus. Bagi penderita penyakit ini, pertimbangan dokter sangat vital agar tidak terjadi penurunan gula darah yang drastis (hipoglikemia) yang dapat membahayakan penderita, atau kejadian lain yang tidak diinginkan.
2. Perhatikan sahur Anda
Sahur di akhir waktu adalah pilihan yang paling tepat, karena selain sesuai dengan Sunnah juga dapat menjadi pilihan terbaik dalam persiapan sebelum olahraga. Pada saat sahur minumlah air yang cukup, agar tidak terjadi kekurangan cairan selama olahraga, yang mengakibatkan ibadah puasa kita terganggu.
3. Perhatikan FITT
Frekuensi: untuk mendapatkan keuntungan dari olah raga maka direkomendasikan 5 kali/minggu, Intensitas: 60-80 persen dari denyut jantung maksimal (cara mudah untuk mengukur denyut jantung maksimal adalah dengan mengurangi 220 dari usia Anda. Misalnya, usia Anda 35 tahun. Maka denyut jantung maksimal saat olah raga adalah 185 (220-35)). Time: untuk mendapatkan manfaat terhadap kesehatan maka disarankan kurang lebih 30 menit di tambah dengan pemanasan 5-10 menit dan pendinginan 10 menit. Type: Pilihlah olah raga untuk meningkatkan daya tahan jantung dan paru, seperti jalan, jogging, bersepeda ringan, dan bukan olah raga yang bertipe pembentukan.
Namun demikian, ada beberapa hal yang perlu dijadikan acuan dalam berolah raga di bulan puasa.
1. Pilihan jenis olah raga
Olah raga yang pas di saat puasa adalah olah raga yang tidak ditujukan untuk membentuk tubuh, namun semata untuk menjaga kebugaran. Diantaranya adalah dengan berjalan kaki atau bersepeda ringan dengan durasi 30 hingga 60 menit, sebagaimana yang telah direkomendasikan untuk mencegah beberapa penyakit.
2. Waktu berolah raga
Pagi menjelang siang adalah waktu yang kurang tepat untuk melakukan olahraga, apalagi bagi yang tidak terbiasa berolahraga, karena dapat membuat tubuh terasa lebih lemas dan haus lebih menyengat, disebabkan meningkatnya jumlah cairan tubuh yang hilang saat berolahraga. Waktu yang terbaik, menurut beberapa ahli adalah 1-1,5 jam sebelum berbuka, hal ini dimaksudkan agar selepas berolah raga, cairan tubuh dapat tergantikan dengan segera setelah berbuka, sehingga dapat menurunkan suhu tubuh dan dapat menghindari kekurangan cairan.
Kesimpulannya
Bahwa olahraga bukanlah kontraindikasi dalam menjalankan ibadah puasa, tentunya jika kita dapat mempersiapkannya dengan baik. Dan dengan berolah raga kita berharap ibadah kita di bulan ramadhan menjadi lebih prima, karena dengan berolah raga tubuh kita insya Alloh akan menjadi lebih bugar dan lebih sehat serta secara psikologis menjadi lebih bersemangat.
Komentar
Posting Komentar