Kalajengking merupakan hewan yang berukuran kecil berkaki delapan dengan ekor yang mengandung racun. Kalajengking umumnya ditemukan di habitat kering dan lingkungan yang panas, namun beberapa spesies dapat ditemukan di hutan. Kalajengking aktif di malam hari, memakan serangga dan kalajengking kecil lainnya, pada siang hari biasanya bersembunyi di bawah batu, batang kayu atau pohon. Kalajengking mampu bertahan hidup dalam berbagai kondisi baik panas kering maupun dingin hingga beku tanpa makan dan minum selama berbulan-bulan. Dengan memperlambat sistem metabolisme tubuhnya, kalajengking dapat bertahan hidup lama pada kondisi tak ada makanan.
Tubuh kalajengking terdiri dari dua bagian yaitu bagian sefalotoraks dan bagian ekor. Kalajengking memiliki delapan kaki, sepasang capit dan ekor yang panjang. Pada ekor kalajengking terdapat telson pada ujung ekor yang mengandung dua kelenjar racun yang mengeluarkan racunnya melalui penyengat tajam di ujung ekor. Ciri-ciri kalajengking yang racunnya mematikan adalah capitnya terlihat lemah, bagian badan kurus namun bagian ekor gemuk.
Pada umumnya kalajengking tidak agresif dan menyengat manusia hanya jika kalajengking tersebut merasa terancam atau tersudut. Kalajengking menjepit mangsanya sebelum menyengat dengan cara melengkungkan sengatnya diujung ekor melewati bagian atas kepalanya. Kalajengking tidak berburu makanan tetapi menunggu mangsanya yang terdeteksi oleh rambut sensorik. Selain itu, kalajengking juga dapat menyerang mangsanya dari jarak jauh dengan cara menyemprotkan racun dari ujung ekor yang dapat menyebabkan kebutaan sementara bila terkena mata.
Inilah nama sepesies kalajengking yang ada di Indonesia.
1.
Heterometrus spinifer |
2.
Heterometrus cyaneus |
3.
Heterometrus liophysa |
4.
Heterometrus longimanus |
Racun kalajengking
Terdapat sekitar 1500 spesies kalajengking di seluruh dunia dan sekitar 25 spesies diantaranya dapat membunuh manusia. Seluruh spesies kalajengking beracun namun hanya beberapa spesies yang dapat berakibat fatal bila menyengat manusia. Walaupun sengatannya menyakitkan, sengatan kalajengking umumnya tidak berakibat fatal namun hanya reaksi lokal pada daerah yang disengat. Kalajengking yang paling mematikan adalah Hemiscorpion lepturus, Leiurus quinquestriatus dan Mesobuthus tamulus yang bersifat sitotoksik. Di Indonesia, spesies kalajengking yang banyak ditemukan adalah Heterometrus spinifer, Heterometrus cyaneus, Heterometrus liophysa, Heterometrus longimanus yang tidak menimbulkan efek berbahaya
Racun kalajengking merupakan campuran kompleks yang terdiri dari protein, neurotoksin, nukleotida, asam amino, kardiotoksin, nefrotoksin, toksin hemolitik, fosfodiesterase, fosfolipase A, hyaluroinidase, asetilkolinesterase, glikosaminoglikan, histamin, serotonin, dan zat-zat lain. Neurotoksin dalam racun kalajengking sangat mematikan bahkan lebih mematikan dibandingkan neurotoksin dari bisa ular. Neurotoksin adalah komponen venom atau racun yang bekerja pada sistem saraf perifer. Hasil analisa menunjukkan nilai LD50 beberapa neurotoksin kalajengking 10 kali lipat lebih kuat daripada sianida.
Sengatan kalajengking menyebabkan rasa sakit yang luar biasa yang menjalar ke dermatom (area kulit dengan saraf spinalis) yang dapat menimbulkan efek sistemik yang mengancam jiwa. Racun masuk dan mengendap di kulit dalam jaringan subkutan. 70% racun dari konsentrasi maksimum menyebar dalam waktu 15 menit kedalam darah. Racun terserap hampir sempurna dalam tubuh dalam waktu 7-8 jam. Racun kalajengking yang masuk ke dalam tubuh memerlukan waktu 4 -13 jam untuk tereliminasi dari darah.
Efek klinis dari sengatan kalajengking bergantung pada sepesies kalajengking dan tingkat letal dan banyaknya racun yang masuk ke dalam kulit. Efek sengatan kalajengking umumnya menyebabkan efek lokal namun juga dapat menyebabkan efek sistemik.
- Efek sengatan kalajengking umumnya hanya menyebabkan efek lokal berupa rasa nyeri (kadang-kadang parah, rasa terbakar dan dapat menyebar), bengkak, kemerahan pada lokasi sengatan, sensitif terhadap sentuhan, dan sensasi mati rasa/kesemutan. Sengatan kalajengking juga beresiko menyebabkan reaksi hipersensitivitas.
- Pada beberapa spesies kalajengking mempengaruhi sistemik. Racun kalajengking menyebabkan efek keracunan parah yang menstimulasi efek sistem saraf simpatis dan parasimpatis. Tanda-tanda dan gejala autonomic storm yaitu stimulasi parasimpatetis sementara (muntah, keringat berlebihan, salivasi kental, bradikardi, kontraksi ventrikel prematur, hipotensi) dan stimulasi simpatis berkepanjangan (ekstremitas dingin, hipertensi, takikardi, edema paru dan syok).
Jadi, berhati-hati lah bila bertemu dengan hewan kecil seperti kalajengking. Terkadang ada kalajengking yang bersifat beracun yang mematikan.
Referensi:
Kovarik, Frantisek. 2004. Euscorpius: Occasional Publications in Scorpiology.
P. Gopalakrishnakone. 1990. A Color Guide to Dangerous Animals. Sinagpore University Press: Singapore.
Bawaskar, Himmatrao Saluba, Bawaskar, Pramodini Himmatrao. 2012. Scorpion Sting: Update. Journal of the Association of Physicians of India. Vol 60.
Komentar
Posting Komentar