Mesin pendingin ruangan (AC) merupakan peralatan yang kehadirannya telah banyak membantu manusia dalam proses kehidupan, akan tetapi pada setiap mesin pendinginan terdapat suatu media pendinginan yang saat ini lebih dikenal dengan nama dagang "freon". Konsumsi energi listrik pada sistem tata udara (AC) di suatu ruangan tergantung pada jenis media pendingin yang digunakan. Semakin dingin suhu maka semakin besar konsumsi listriknya. Setiap penurunan 1°C akan menaikkan tagihan listrik sebesar 6 persen.
Di Indonesia
merupakan negara beriklim tropis lembab dengan temperatur udara pada
umunya antara 24-32 derajat Calcius dengan kelembaban 60-95%. Hal ini
mengakibatkan banyak daerah di Indonesia harus menggunakan sistem
ventilasi buatan untuk mendapatkan kondisi udara yang nyaman di dalam
ruangan yaitu dengan memasang mesin penyejuk udara atau yang lebih
dikenal dengan Air Conditioner (AC). Namun penggunaan AC sebagai
penyejuk udara dalam ruangan memerlukan energi yang cukup besar. Oleh
karena itu, usaha penghematan energi yang dilakukan terhadap penggunaan
peralatan AC akan berdampak signifikan terhadap usaha penghematan energi
nasional.
Harus diketahui bahwa, makin besar beban pendingin di dalam suatu ruangan, maka makin banyak kalor yang harus diserap oleh evaporator, dengan demikian kerja kompresor untuk mensirkulasikan refrigeran ke sistem AC akan semakin berat sehingga energi listrik yang dikonsumsi akan semakin banyak.
Harus diketahui bahwa, makin besar beban pendingin di dalam suatu ruangan, maka makin banyak kalor yang harus diserap oleh evaporator, dengan demikian kerja kompresor untuk mensirkulasikan refrigeran ke sistem AC akan semakin berat sehingga energi listrik yang dikonsumsi akan semakin banyak.
Oleh karena biaya konsumsi pendingin udara (AC) masih diukur dengan tarif pemakaian daya listrik, maka harus dipilih media pendingin yang mempunyai efisiensi tinggi, artinya untuk mempertahankan suhu yang sama di dalam suatu ruangan, dipilih jenis media pendingin yang hemat dalam mengkonsumsi energi listrik.
Berikut ini adalah cara menghemat listrik pada pendingin udara (AC), yaitu:
1. Matikan AC bila ruangan tidak dipergunakan.
2. Tutup pintu dan jendela saat AC sedang menyala.
3. Atur suhu AC sesuai kebutuhan, sekitar 24-27°C. Ingat, semakin dingin suhu maka semakin besar konsumsi listriknya.
4. Pergunakan kaca film pada jendela ruangan.
5.Gunakan timer untuk mengatur pemakaian AC.
6. Bersihkan AC secara berkala.
7. Gunakan kapasitas AC yang sesuai dengan volume ruangan.
8. Pasang dan gunakan ceiling fan untuk membantu meratakan suhu ruangan.
9. Hindari penempatan peralatan elektronik di bawah atau di dekat indoor unit AC.
10. Gunakan AC yang hemat energi dan memiliki teknologi inverter.
2. Tutup pintu dan jendela saat AC sedang menyala.
3. Atur suhu AC sesuai kebutuhan, sekitar 24-27°C. Ingat, semakin dingin suhu maka semakin besar konsumsi listriknya.
4. Pergunakan kaca film pada jendela ruangan.
5.Gunakan timer untuk mengatur pemakaian AC.
6. Bersihkan AC secara berkala.
7. Gunakan kapasitas AC yang sesuai dengan volume ruangan.
8. Pasang dan gunakan ceiling fan untuk membantu meratakan suhu ruangan.
9. Hindari penempatan peralatan elektronik di bawah atau di dekat indoor unit AC.
10. Gunakan AC yang hemat energi dan memiliki teknologi inverter.
Mayoritas cara di atas memang bisa mengurangi konsumsi listrik untuk AC. Tapi itu semua hanya memegang peranan yang relatif kecil, tidak terlalu signifikan dengan biaya yang dikeluarkan, yang paling harus diperhatikan adalah alatnya, dalam hal ini yaitu unit AC sendiri. Kita harus pandai-pandai memilih AC yang hemat energi.
Komentar
Posting Komentar