Kemajuan teknologi yang memanjakan manusia serta kemudahan untuk
mendapatkannya menjadikan kita masyarakat konsumtif. Hal ini berdampak
pada penggunaannya yang tidak terkendali, mulai dari penggunaan bahan
bakar untuk kegiatan domestik secara langsung (bahan bakar untuk
transportasi seperti mobil, motor dll) serta penggunaan secara tidak
langsung seperti penggunaan listrik untuk mesin cuci, TV, Radio, AC,
lemari es dan kegiatan lain.
Selama abad yang lalu manusia pada dasarnya sudah menambah atau meningkatkan gas rumah kaca (GRK) ke atmosfer, dengan membakar minyak bumi untuk menjalankan mobil, pabrik, utilitas serta peralatan untuk kegiatan sehari-hari, sehingga terjadi penambahan gas karbon dioksida dan metane yang memberikan kontribusi kenaikan suhu bumi dan perubahan cuaca. Dua puluh tahun yang lalu sebetulnya kita sudah mengetahui hal ini akan terjadi dan dampak yang banyak dirasakan oleh masyarakat dunia adalah, terjadinya kenaikan suhu bumi, kenaikan muka air laut, banjir, angin topan, berkembangnya penyakit demam berdarah, dan lain-lain
Beberapa perusahaan besar di dunia dalam pengolahan produknya, secara sukarela bekerja sama dengan WWF sudah mulai mengurangi emisi CO2 dengan melakukan penggantian peralatan produksi serta bahan bakar minyak ke bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan seperti, angin, biomass, energi geotermal dll. Keuntungannya yaitu sebesar $ 100 juta dan ini merupakan prospek ke depan yang bagus dalam rangka pengurangan emisi CO2.
Energi listrik yang digunakan oleh masyarakat berasal dari pusat listrik (power plant) yang juga menggunakan bahan bakar sebagai sumber energinya seperti, batu bara, air, uap, diesel dll. Semua energi tersebut memberikan sumbangan emisi CO2 ke planet yang kita tempati ini.
Apa yang bisa kita lakukan? Kita harus mulai sedikit merubah pola hidup di rumah dan sekitarnya, melalui penghematan penggunaan energi listrik, air, bensin, menciptakan desain rumah serta penggunaan bahan bangunan yang hemat energi serta ikut menjaga kelestarian lingkungan sekitar, hutan dan polusi udara. Partisipasi masyarakat yang sekecil apa pun jika dilakukan secara global akan memberikan arti yang cukup besar dalam mengurangi pemanasan global.
Berikut ini adalah keuntungan dan kerugian dari gas rumah kaca:
Keuntungannya:
Pada kondisi normal, efek rumah kaca adalah ”baik” karena memberikan kehangatan kepada bumi. Manusia dan makhluk lainnya dapat hidup di muka bumi sebetulnya atas jasa dari efek rumah kaca. Bisa dibayangkan jika tidak ada rumah kaca, bagian bumi yang tidak terkena sinar matahari akan menjadi sangat dingin dengan temperatur seperti di dalam lemari es (-18ÂșC). Rumah kaca sudah ada sejak jaman dahulu, seiring dengan proses terbentuknya bumi sehingga manusia bisa hidup di dalamnya.
Kerugiannya:
Jika kandungan gas-gas di atmosfer bumi semakin meningkat, akan mengakibatkan bumi semakin panas. Akibatnya akan terjadi pencairan es di daerah kutub yang akan menyebabkan naiknya permukaan air laut, yang akan menenggelamkan sebagian daratan tempat manusia dan makhluk darat lainnya hidup. Ini akan sangat berdampak bagi Indonesia yang merupakan negara kepulauan dimana kota-kota tepi pantainya (coastal cities), banyak yang tingginya kurang dari 1 meter. Akibat naiknya permukaan air laut maka air sungai tidak dapat mengalir ke laut dan akan menyebabkan banjir di daratan. Hal yang sangat merugikan adalah, Indonesia merupakan negara agraris yang dengan adanya perubahan iklim, akan mengganggu pola tanam pada produksi pertanian disamping juga timbulnya penyakit tropis yang semakin bertahan di daerah endemik atau ada kemungkinan daerah endemik baru akan muncul.
Komentar
Posting Komentar