9 Tips mengurangi risiko tersedak pada bayi

Bayi makan

Tersedak merupakan keadaan gawat napas yang masih sering dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Menurut data, angka kematian yang disebabkan oleh obstruksi jalan napas khususnya tersedak masih tinggi di kalangan bayi. Pada bayi yang tersedak, harus diperhatikan apakah ada perubahan sikap menyebabkan bayi karena mereka belum bisa melakukan tanda umum tersedak. Perubahan yang mungkin terlihat adalah kesulitan bernapas, batuk yang lemah, dan suara tangisan lemah. 

Penyebab bayi tersedak diantaranya adalah posisi menyusui yang salah dan terlalu banyak susu yang masuk ke dalam mulut bayi yang tidak seimbang dengan kemampuan bayi menyedotnya, sehingga membuat bayi kesulitan bernapas, dan menghalangi keluar masuknya udara, sehingga pada saat inspirasi, laring terbuka dan minuman atau benda asing masuk ke dalam laring, kemudian benda asing itu terjepit di sfingter laring.

Air susu ibu atau formula memberikan segala khasiat yang diperlukan oleh bayi dari usia lahir sampai enam bulan. Dari usia sekitar enam bulan, bayi memerlukan makanan keras di samping air susu ibu atau formula untuk khasiat dan tenaga yang mencukupi. Beralih dari air susu ibu atau formula ke makan berbagai makanan harus menjadi suatu pengalaman yang positif. Pengalaman makan pada masa kecil dapat mempengaruhi sikap dan tabiat kemudian, di samping mempengaruhi kesehatan. Keterampilan yang dipelajari oleh bayi ketika mulai makan makanan keras dan pengalamannya dengan rasa dan tekstur baru merupakan dasar untuk tabiat dan pilihan makan kelak. 

Makanan keras pertama yang diberikan kepada bayi sering merupakan biji-bijian bayi yang diperkaya dengan zat besi, karena halus, mudah dicampurkan dalam jumlah kecil dan memberikan zat besi tambahan, yang merupakan khasiat tambahan yang paling dibutuhkan oleh bayi. Air yang telah dimasak dan didinginkan, atau susu sapi bisa dicampur dengan sereal. Makanan dapat diperkenalkan dalam urutan apapun asalkan teksturnya cocok dengan tahap tumbuh kembang bayi. Makanan licin harus diberikan pada mulanya. Makanan dengan berbagai tekstur dan kepekatan dapat diberikan secara bertahap kepada bayi yang telah mulai makan dengan baik. Jika makanan diberikan oleh pusat anak kecil, pastikan bahwa tersedia makanan yang sesuai dengan budaya dan agama.

Penting agar staf dan pengasuh siaga sehubungan dengan risiko bayi termengkelan. Bayi masih sedang menguasai keterampilan makan, dan tidak mempunyai gigi atau kurang gigi, tidak mempunyai gigi geraham (gigi belakang) untuk mengunyah makanan yang lebih keras dan trakea (jalan napas) yang lebih kecil, yang dapat lebih mudah tersekat pada usia ini. Penting agar bayi dapat duduk untuk makan dan diawasi ketika sedang makan.

Anak kecil umumnya ‘tercekik’, dengan batuk atau tersendat, ketika mereka sedang belajar makan. Hal ini berbeda dari termengkelan dan tidak harus memprihatinkan. Namun, termengkelan yang menghalang pernapasan merupakan darurat medis.

Berikut adalah tips untuk mengurangi risiko termengkelan:
  • Awasi bayi kapan saja mereka sedang makan.
  • Jangan letakkan bayi dalam pelbet atau ranjang dengan botol.
  • Jangan topangkan botol untuk bayi.
  • Pastikan bahwa bayi siap dari segi perkembangan untuk makan sebelum memberikan makanan keras.
  • Pastikan bahwa bayi sadar dan siaga ketika diberi makan.
  • Jangan sekali-kali memaksa anak untuk makan.
  • Berikan makanan dengan tekstur yang sesuai, mulai dengan makanan yang licin dan lunak, dan kemudian lanjutkan ke lebih banyak jenis rasa dan tekstur.
  • Parut, masak atau tumbuk buah-buahan dan sayur-sayuran keras, seperti apel atau wortel.
  • Jangan pernah memberikan bayi potongan buah dan sayuran yang mentah dan keras, kacang-kacangan, berondong jagung atau makanan padat yang keras, kecil, bulat, lengket, dan lainnya.
Makanan dengan risiko tinggi tersedak seperti kacang utuh, biji-bijian, wortel mentah, batang seledri dan potongan apel harus dihindari sampai tiga tahun pertama karena ukuran atau konsistensinya meningkatkan risiko sulit bernafas dan tersedak. Namun selai kacang dapat diberikan kepada bayi sejak sekitar usia enam bulan.

Komentar