Ibu adalah sosok yang hebat di mata anak (khususnya) dan di mata dunia. Mengapa demikian ? Karena dari seorang ibulah muncul atau dilahirkan seorang anak. Betapa hebat dan kagumnya kita terhadap ibu yang melahirkan kita di dunia ini. Ibu memelihara kita dari kecil sampai dewasa dengan kasih sayang yang tak terhingga besarnya, bahkan untuk membalasnya-pun rasanya kita tidak akan pernah bisa.
Semasa kecil kita selalu ditimang-timang setiap kali mau tidur, setiap kali menangis, tanpa mengenal lelah. Namun demikian, ketika besar terkadang kita merantau jauh dari orangtua (ibu), sehingga sepertinya kita meninggalkannya begitu saja. Coba diingat, semasa kecil semua yang kita butuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan sebisa mungkin ibu memenuhinya, bahkan kalau perlu nyawa pun diberikan untuk anaknya. Terlebih di saat kita sakit, dengan penuh kesabaran & kelembutan ibu merawat kita.
Ibu mengandung dan kemudian melahirkan kita, tentunya sangat menginginkan bayi lahir dengan selamat dan sehat. Demikian pula harapannya ibu cepat pulih kesehatannya agar dapat merawat dan memelihara kita hingga akhirnya kita bisa mandiri. Di dunia ini tak seorangpun ibu menginginkan bayinya lahir cacat / tidak normal, dan terkena suatu penyakit, baik penyakit bawaan maupun penyakit yang timbul ketika dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya. Oleh karena itu penting bagi kita untuk mengetahui bagaimana cara dan pola hidup seorang ibu agar ketika mengandung (hamil) badan tetap sehat, sehingga dapat melahirkan bayi yang sehat pula. Selanjutnya dapat menjaga dan mengawasi pertumbuhan anak ketika masa balita. Apa saja yang harus diperhatikan agar ibu dan bayi tetap sehat ?
Pemberian ASI
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik bagi bayi karena
mengandung semua zat gizi yang diperlukan untuk tumbuh kembang bayi.
Bayi diberi ASI saja tanpa makanan dan minuman lain sampai berumur 6 bulan (ASI Eksklusif) . Sejak usia 6 bulan selain ASI diberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI).
Hal-hal yang perlu diperhatikan
- Berikan MP-ASI setelah bayi puas menyusui.
- Pemberian telur dapat dicoba kuningnya dahulu. Apabila ada gejala alergi, telur jangan diberikan dulu, ditunda sampai anak usia 1 tahun.
- Aneka buah yang dapat diberikan seperti : pisang, jeruk, alpukat, apel, mangga harum manis, papaya, melon.
- Tidak menambahkan pemanis buatan dan penyedap rasa seperti vetsin atau sejenisnya.
- Tidak dianjurkan menambahkan garam atau gula berlebihan. Rasa makanan sebaiknya berasal dari rasa bahan makanan itu sendiri.
- Perhatikan kebersihan alat makan dan proses penyiapan MP-ASI yang benar.
Disarankan untuk penyusuan eksklusif, dengan dukungan positif, untuk bayi sampai sekitar enam bulan. Penyusuan berkelanjutan dianjurkan selama sekurang-kurangnya 12 bulan – dan lebih lama jika diinginkan oleh ibu dan bayi.
Keselamatan Makanan bayi
Keselamatan makanan merupakan suatu pertimbangan yang teramat penting di pusat anak kecil. Hal ini mencakup mengendalikan segala risiko yang mungkin anak-anak termengkelan dengan makanan, menghindari reaksi alergi maupun reaksi intoleran atau sensitif terhadap makanan, dan memastikan bahwa makanan tidak tercemar. Setiap negara bagian dan wilayah mempunyai persyaratan spesifik sehubungan dengan keselamatan makanan dan alergi. Pastikan bahwa ditentukan persyaratan untuk daerah setempat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
- Gunakan bahan makanan yang beraneka ragam.
- Pilih bahan makanan yang mudah dicerna.
- Irisan lauk-pauk dan sayur dibuat dalam potongan-potongan kecil.
- Gunakan bumbu yang tidak terlalu merangsang/pedas.
- Hindari makanan yang membuat tersedak seperti kacang goreng, anggur atau klengkeng dalam bentuk utuh.
- Gunakan alat makan yang aman, menarik dan berwarna-warni.
- Agar anak balita mau makan sendiri, bujuk dan dampingi dengan sabar.
Makanan yang harus diwaspadai termasuk:
- Makanan keras yang dapat pecah menjadi gumpal atau ketul yang lebih kecil.
- Wortel mentah, seledri dan potongan apel, yang harus diparut, diiris halus, dimasak atau ditumbuk untuk mencegah dari termengkelan.
- Kacang-kacangan, biji-bijian dan berondong jagung.
- Potongan daging yang liat atau sulit dikunyah.
- Sosis dan hot dog, yang dibuang kulitnya dan dipotong menjadi potongan kecil.
Permen dan keripik jagung yang keras juga menimbulkan risiko tersedak, tetapi makanan ini tidak boleh disediakan dalam tempat penitipan karena termasuk makanan yang tidak penting.
Makanan padat
Menunjukkan minat dalam makanan dan nafsu makan yang bertambah merupakan tanda bahwa bayi siap untuk mulai makan makanan keras. Juga penting agar bayi dapat duduk tegak dengan dukungan terbatas dan mengontrol kepala dan lehernya. Sekitar usia enam bulan, kebanyakan bayi menunjukkan tanda-tanda bahwa mereka siap untuk mencoba makanan baru.
Yang perlu diperhatikan saat memulai memberi bayi makanan padat
- Bayi masih mengandalkan susu. Jangan menghentikan pemberian susu pada tahap ini.
- Tawari bayi Anda pure 30 menit sebelum jam makan biasa.
- Sebagai langkah pertama, beri bayi Anda 1-2 sendok teh penuh pure. Secara bertahap, tambah jumlahnya jika bayi menikmatinya.
- Contoh makanan yang sesuai antara lain: pure sayuran, pure buah, kuning telur, sereal beras, dll.
- Setelah mencoba makanan halus dan lembek, bayi dapat mencoba makanan dengan tekstur lebih kental.
- Beri bayi minum di sela-sela makan bila perlu.
Disarankan bahwa makanan padat tidak diberikan sampai usia sekitar enam bulan. Jagalah bayi anda agar tetap sehat, karena bayi adalah pemberian dari tuhan yang harus dijaga.
Komentar
Posting Komentar