Sudahkah kita siap menghadapi musim hujan? Hujan memiliki banyak manfaat, tapi juga dapat menimbulkan bahaya bila kita lengah. Musim penghujan yang sudah memasuki sebagian besar wilayah Indonesia telah memberikan manfaat untuk masyarakat luas terutama dalam ketersediaan air. Daerah yang dalam beberapa bulan terakhir sulit mendapatkan air baik untuk kebutuhan keluarga, ternak dan pertanian sudah mulai mudah untuk mendapatkan air. Namun pada sisi yang lain, musim peralihan seperti ini biasanya menyebabkan kejadian puting beliung meningkat pesat. Perubahan cuaca yang sangat cepat dan tiupan angin kencang sering merusak atap rumah dan mampu untuk mencabut pepohonan dari akarnya.
Banjir adalah salah satu contoh bencana yang kerap melanda dan pada beberapa tempat selalu menanggulangi perulangan pada musim penghujan. Wilayah sepanjang bantaran kali biasanya rawan banjir, tetapi pada daerah dataran rendah dan makin menipisnya lahan serapan air menyebabkan banjir juga sering melanda. Memasuki bulan Oktober, jumlah kejadian bencana mengalami peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya, terutama bencana hidrometeorologi. Bencana banjir, tanah longsor, dan puting beliung terjadi hampir setiap hari dan menyebar hampir di seluruh wilayah Indonesia.
Potensi Bencana di Musim Hujan
Musim hujan menyimpan potensi bencana yang dapat menimbulkan resiko kerugian harta bahkan jiwa bila kita lengah atau tidak siap. Ada dua faktor utama yang dapat menimbulkan potensi bencana ini yaitu faktor alami dan faktor yang diakibatkan oleh tindakan manusia. Diantara faktor alami adalah intensitas curah hujan yang tinggi, durasi waktu turunnya hujan yang lama, angin yang bertiup kencang, dan petir. Potensi bencana yang dapat ditimbulkan dari faktor alami yaitu banjir, angin kencang, puting beliung, gelombang tinggi dan sambaran petir.
Musim hujan menyimpan potensi bencana yang dapat menimbulkan resiko kerugian harta bahkan jiwa bila kita lengah atau tidak siap. Ada dua faktor utama yang dapat menimbulkan potensi bencana ini yaitu faktor alami dan faktor yang diakibatkan oleh tindakan manusia. Diantara faktor alami adalah intensitas curah hujan yang tinggi, durasi waktu turunnya hujan yang lama, angin yang bertiup kencang, dan petir. Potensi bencana yang dapat ditimbulkan dari faktor alami yaitu banjir, angin kencang, puting beliung, gelombang tinggi dan sambaran petir.
Sedangkan faktor yang diakibatkan oleh tindakan manusia diantaranya membuang sampah di sungai-sungai dan saluran air, tata kota yang tidak memperhatikan kondisi lingkungan, pembangunan di sekitar sungai yang sampai mengakibatkan penyempitan sungai, dan penggundulan hutan khususnya di daerah gunung/perbukitan. Dan faktor akibat tindakan manusia ini berpotensi menimbulkan bencana banjir dan tanah longsor.
Antisipasi Terhadap Potensi Bencana di Musim Hujan
Dengan memperhatikan faktor-faktor potensi bencana pada musim hujan di atas, dapat menjadi pertimbangan untuk melakukan antisipasi guna mengurangi resiko dampak dari bencana yang mungkin terjadi. Antisipasi ini baik untuk dilakukan oleh masyarakat dan juga berbagai pihak dengan saling bekerja sama sebagai bentuk kesiapan menghadapi musim hujan. Beberapa antisipasi yang dapat dilakukan adalah dengan membersihkan sungai-sungai dan saluran air dari sampah-sampah, menanami kembali hutan yang gundul dengan pohon-pohon, membuat daerah resapan air, memasang penangkal petir dan memangkas/mengurangi dahan pohon di sekitar rumah atau di pinggir jalan guna menghindari kemungkinan pohon tumbang.
Dengan memperhatikan faktor-faktor potensi bencana pada musim hujan di atas, dapat menjadi pertimbangan untuk melakukan antisipasi guna mengurangi resiko dampak dari bencana yang mungkin terjadi. Antisipasi ini baik untuk dilakukan oleh masyarakat dan juga berbagai pihak dengan saling bekerja sama sebagai bentuk kesiapan menghadapi musim hujan. Beberapa antisipasi yang dapat dilakukan adalah dengan membersihkan sungai-sungai dan saluran air dari sampah-sampah, menanami kembali hutan yang gundul dengan pohon-pohon, membuat daerah resapan air, memasang penangkal petir dan memangkas/mengurangi dahan pohon di sekitar rumah atau di pinggir jalan guna menghindari kemungkinan pohon tumbang.
Disamping itu, masyarakat secara umum hendaknya tanggap dengan perubahan cuaca yang signifikan di sekitarnya agar dapat terhindar dari bencana yang bisa jadi akan menimpa. Misal bila langit sudah dipenuhi awan yang gelap pekat dan terdengar suara petir, sebaiknya segera berteduh bila berada di tempat lapang, kolam renang, pantai atau di luar rumah dan segera matikan alat-alat elektronik (televisi, radio, komputer, dll).
Periksa kembali kondisi rumah, khususnya rumah semi permanen, pada tiang dan atap rumah untuk waspada terhadap angin kencang atau puting beliung. Bagi para nelayan disarankan untuk menyimak informasi cuaca sebelum berlayar mencari ikan, agar terhindar dari cuaca buruk di laut. Berhati-hati ketika sedang dalam perjalanan terjadi hujan lebat karena jarak pandang berkurang dan jalan menjadi licin. Dengan antisipasi dan sikap tanggap ini semoga dapat terhindar dari bencana atau mengurangi resiko yang ditimbulkan.
Masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana banjir dan longsor perlu meningkatkan kewaspadaannya agar dapat mengantisipasi kemungkinan bencana yang terjadi. Bencana tidak mengenal waktu sehingga kesiapan dan kewaspadaan akan mampu mengurangi risikonya.
Komentar
Posting Komentar