11 Kriteria wanita idaman pria yang baik untuk dinikahi

Kriteria wanita idaman untuk pria harus dipilih jika ingin menikah

Kriteria wanita idaman pria

Manusia diciptakan dengan berbagai macam kelebihan dari pada makhluk lain ciptaan-Nya, manusia mempunyai akal dan budi yang baik bukan hanya sekedar insting belaka. Juga manusia diciptakan berpasang-pasangan, tujuan dari berpasangan tersebut adalah untuk melestarikan keturunannya. Wanita dapat diumpamakan sebagai tempat penyemai biji, maka harus memilih wanita yang baik. Hal itu adalah kiasan saja, yang dimaksud tempat penyemai biji adalah wanita sebagai penerus atau penyambung keturunan.

Mendengar penyataan tersebut, tergambar dalam benak bahwa banyak pertimbangan yang harus dipikirkan untuk memilih wanita sebagai pasangan yang baik. Seorang laki-laki haruslah pintar dalam memilih pasangan hidup, karena wanita merupakan tonggak keluarga yang sangat penting, selain wanita merupakan pasangan dari laki-laki, dalam keluarga wanita juga mengatur keuangan, tata rumah, masak-memasak, dan lain-lain yang tidak dapat dilaksanakan oleh laki-laki. Inilah beberapa kriteria wanita yang dimaksudkan:

1. Berbakti
Salah satu sifat wanita dalam rumah tangga adalah berbakti, seorang istri haruslah mampu membahagiakan suaminya. Bahwa tugas seorang wanita ibarat jari tangan yang lima, yaitu jempol, panuduh, panunggul, manis, dan jejenthik. Kelima watak wanita itu sering dinamakan panca susila. Panca (lima) dan Susila (tindakan yang baik). Panca susila adalah lima tindakan yang bagus. Jempol sebagai lambang dari Tuhan lambang kebaikan, mempunyai makna agar hati wanita selalu jempol, dan baik dalam menghadapi kehendak dan keinginan suami. Panuduh mempunyai petunjuk (panuduh) suami. Segala apa yang ditunjukkan oleh suami hendaklah dilaksanakan.

Panunggul mengisyaratkan bahwa jika suami memberikan sesuatu agar diunggulkan dan dihargai meskipun pemberian itu hanya sedikit. Istri wajib menghargai hak milik suami. Sementara itu, manis mempunyai arti agar istri harus selalu bersifat manis dalam bertutur kata tatkala mengahdapi kemauan suami, sebaiknya istri dilarang menggerutu, berkata dengan marah, dan tidak menyenangkan hati. Adapun jejenthik mengandung makna agar istri melaksanakan dengan semua kemauan suami tidak terlalu cepat (ngoso) yang tidak didasari sikap kerelaan.

Ciri-ciri calon bidadari syurga adalah istri yang selalu menyenangkan hati suaminya, karena istri yang baik tidak akan pernah menyusahkan suaminya, selalu berusaha untuk menghilangkan kesusahan suami dan ikut serta membantu menyelesaikan masalah yang sedang di hadapi. Sebagai contoh, seorang suami yang bekerja di kantor. Ketika dia terbangun dan menatap dunia di pagi hari, dia melihat senyuman istrinya membangunkan dia di pagi hari, terlebih apabila disertai dengan kecupan mesra. Ini akan membuat pagi yang menyenangkan batin sang suami. Ketika berangkat ke kantor sarapan pagi sudah tersedia rapi di meja makan dan istri dengan setia menemaninya makan, mengambilkan yang diinginkan suami. Maka, suami berangkat ke kantor dengan perasaan senang dan gembira dan siap mengerjakan tugas kantor dengan baik dan penuh tanggung jawab.

Ketika sore hari suami pulang rumah sudah dalam keadaan bersih seperti ketika meninggalkan rumah di pagi hari. Saat suami mengetuk pintu rumah balasan lembut dari istri terdengar lembut dan melegakan. Kemudian dengan keadaan istri sudah rapi, berdiri manis dengan senyuman yang khas dan menyambut suaminya dengan rasa rindu dan kasih sayang dan melayani kebutuhan suami setelah lelah seharian bekerja. Apabila hal tersebut dilakukan dengan baik dan senang hati, seorang suami akan menjadi semakin cinta kepada istrinya dan lebih bersemangat dalam mencari nafkah untuk keluarga. Hal itu akan membantu suami untuk masuk surga.

2. Setia
Sebagai pendamping suami yang baik, seorang istri yang setia berarti mampu memegang teguh kepada kesucian perkawinnnya dan menjaga hati agar tidak beralih kelain hati. Banyak godaan-godaan yang membuat goyah sebuah perkawinan akan tetapi seorang istri yang baik harus kuat dalam menjalaninya salah satunya dengan cara setia kepada suami. Kesetiaan merupakan penyejuk dan penentram hati bagi keluarganya khususnya hati suaminya. Kesetiannya dapat membuat hubungan batin atar keduanya menjadi lebih dekat dan harmonis. Disamping itu hubungan tali perkawinan akan tetap utuh karena dilandasi kesetiaan dan saling percaya.

3. Bertaqwa
Selain setia wanita Jawa juga dituntut untuk bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa, sebab tanpa dilandasi dengan ketaqwaan sebuah keluarga akan menjadi sepi. Sepi disini mengandung artian anggota keluarga tidak pernah mengaji atau menuntut ilmu agama. Seorang wanita yang bertaqwa dapat membukakan pintu surga kepada setiap anggota keluarganya. Sifat taqwa ini dapat dikembangkan dengan mengajarkan ilmu agama kepada anggota keluarganya dan saling mengingatkan satu sama lain agar tidak pernah meninggalkan ibadah, karena ibadah merupakan tiang kehidupan.

Seorang istri haruslah bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Suci dengan cara berbakti kepada suami, saling mengingatkan dengan suami maupun anggota keluarga lainnya agar tetap beribadah. Cara ini ditempuh agar kelak sekeluarga dapat terhindar dari api neraka dan mendapat ridho Tuhan untuk mendapatka nikmat surga. Maka beruntunglah bila mendapat seorang istri yang bertaqwa dan mampu mendampingi suami dan anggota keluarga untuk mencapai rahmat-Nya.

4. Penurut
Seorang wanita dalam hidup berumah tangga, harus menurut kepada suaminya. Hal itu dilakukan agar kehidupan keluarganya menjadi harmonis. Pada umumnya seorang wanita mempunyai pekerjaan di luar rumah, hal itu tidak menutup kemungkinan istri juga menjadi tulang punggung keluarga oleh karena alasan tertentu. Kodrat seorang istri adalah menurut kepada suaminya dan menjadi pendamping suami sebagai penyeimbang rumah tangga. Istri juga wajib melakukan segala yang diperintahkan oleh suaminya dan tidak boleh membantah perkatan suami, juga harus mengingat-ingat yang menjadi larangan dari suami dan jangan sekali-kali sampai tidak menuruti apa keinginan suami, sangatlah berdosa bila seorang istri berani membantah bahkan tidak melakukan perintah suami.

5. Menerima dan Ikhlas
Seorang wanita khususnya wanita Jawa, mempunyai sikap menerima, yaitu merasa puas dengan nasib, tidak memberontak dan menerima segala yang telah diberikan oleh suami dengan penuh rasa syukur. Sikap menerima menekankan apa yang ada, menerima segala sesuatu yang masuk ke dalam hidup kita baik sesuatu yang bersifat materiil maupun kewajiban atau beban seorang istri dalam menjalankan kehidupan rumah tangga.

Sebagai seorang istri haruslah dapat meninggikan derajat suami sebagai seorang kepala keluarga sekaligus tulang punggung keluarga, walau suami hanya memberi sedikit nafkah setelah berkerja seharian penuh, sebagai istri yang baik haruslah menerima dengan ikhlas dan menghargai apa yang telah diberikan suami. Sikap istri yang seperti itu membuat suami akan tambah bersemangat dalam bekerja.

wanita yang baik tidak akan membiarkan sang suami melayani dirinya sendiri, sementara ia sendiri duduk berpangku tangan menyaksikan apa yang dilakukan oleh suami. Sebagai seorang isteri yang baik akan merasa enggan bila sang suami sampai tersibukkan dengan pekerjaan-pekerjaan rumah, seperti memasak, merapikan tempat tidur, mencuci, dan sebagainya. Istri yang baik menyibukkan diri melalui hari-harinya dengan memberikan pelayanan terhadap suaminya, mulai dari menyiapkan tempat tidurnya, makan dan minumnya, pakaiannya, dan kebutuhan suami lainnya. Semua dilakukan dengan penuh keikhlasan, kerelaan dan kelapangan hati disertai niat beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sungguh ini merupakan bentuk perbuatan ikhlas seorang wanita sholihah kepada sang suami yang diharapkan darinya ia akan memperoleh kebaikan.

6. Bersikap Manis
Sikap seorang istri yang membahagiakan suami adalah bersikap manis dihadapan suami. Secara psikologis sikap manis dapat dilakukan melayani kehendak suami dengan kata-kata yang manis, dan muka yang menyenangkan. Jangan sampai seorang istri berkata kasar, cemberut, walaupun hatinya sedang tidak menentu rasanya, meskipun begitu jangan pernah sekali-kali diperlihatkan di depan suami. Jika hati suami menjadi senang sehingga menambah kasih sayangnya kepada istrinya.

Sikap manis seorang istri terhadap suaminya akan memberikan ketentraman dalam keluarga, jauh dari pertengkaran serta percekcokan yang kerap menuju kepada sikap kekerasan dalam rumah tangga. Hal ini harus dihindari, mengingat negara kita merupakan negara hukum. Barang siapa melakukan tindakan kekerasan terhadap seseorang akan mendapatkan imbalannya. Sikap manis perlu dilandaskan kepada istri bahkan kepada suami agar terbina keluarga yang tentram dan nyaman.

7. Sopan Santun
Wanita Jawa dituntut untuk mengangkat derajat laki-laki sebagai suaminya dengan berperilaku sopan dan santun di depan suaminya maupun khalayak publik. Sebab sedikit saja melanggar aturan atau sopan santun, maka mala petaka pasti akan datang, misalnya sedikit saja aurat wanita terbuka, pasti akan menimbulkan mala petaka bagi dirinya maupun orang lain. Memang menjadi kewajiban seorang wanita dalam kehidupan harus menerapkan sopan santun baik tingkah laku dan tutur kata.

Sikap sopan merupakan landasan bagi seseorang untuk menjaga harga dirinya, sebab bila ingin dihargai oleh seseorang maka harus belajar menghargai diri sendiri. Sebagai seorang wanita yang baik, seharusnya dapat menghargai dirinya sendiri dengan cara mengenakan pakaian yang baik dan sopan pula. Berjalan dengan kepala tertunduk, pandangan tidak kemana-mana dan ketika duduk merapatkan kedua tumitnya, serta tutur kata yang manis. Cara itu menunjukkan bahwa ia merupakan wanita yang baik dan banyak orang yang akan kagum dan memberikan rasa hormat kepada dirinya. Sikap sopan perlu ditanamkan sejak dini sehingga terbentuklah pribadi yang baik, khususnya kepada seorang wanita yang dalam hal ini sebagai pertimbangan sebagai pendamping suami.

8. Rela Berkorban
Rela berkorban dalam artian mampu menerima apa yang suami inginkan dengan hati yang lapang dan ikhlas. Seorang istri haruslah menurut apa yang dinginkan oleh seorang suami, sebaliknya seorang suami juga harus menghormati seorang istri sebagai pendamping hidupnya. Rela berkorban demi suami merupakan hal yang paling besar pahalanya, seorang istri haruslah setia tulus ikhlas bila ditinggal suami meninggal dunia dan tidak berpaling kepada yang lainnya.

Sikap rela berkorban seorang istri pada suaminya dapat dinyatakan dengan cara memberikan peluang dan semangat kepada suaminya untuk mengerjakan suatu pekerjaan yang akan suami jalankan. Hal itu menjadikan hati suami canggung dan berat hati ketika melakukan pekerjaan. Banyak kecelakaan kerja yang disebabkan seorang pekerja sedang mengalami banyak pikiran. Rasa ikhlas dan ridho seorang istri kepada suaminya sangat penting, selain akan membuat suami giat bekerja keras untuk menafkahi keluarganya juga terhindar dari kecelakaan kerja.

9. Jujur
Orang yang arif bijaksana dalam sepak terjang kehidupannya selalu menggunakan pertimbangan masak. Mereka tidak bertindak grusa-grusu (tanpa perhitungan), melainkan segala sesuatunya, termasuk risiko yang mungkin terjadi telah diantisipasi terlebih dahulu. Kearifan juga berpengaruh pada sesorang untuk bertindak jujur. Sebab, ada pepatah yen ora jujur ajur, artinya jika tidak jujur bakal hancur nasibnya. Kejujuran juga dapat terjadi dalam hidup berkeluarga. Kejujuran anak terhadap orang tua, suami pada istri, serta istri pada suaminya. Kejujuran merupakan modal untuk menjadi keluarga yang tentram tanpa ada rasa curiga.

Sebagai wanita yang baik dituntut harus jujur dalam setiap perilakunya, wanita kerap kali selalu menyisihkan uang untuk sesuatu hal tertentu yang diinginkannya. Sebaiknya seorang wanita berbicara pada suami tentang keinginannya tersebut, tidak dengan cara sembunyi-sembunyi dan memotong anggaran belanja keluarga. Suami yang baik seharusnya tanggap terhadap kemauan isteri dengan bekerja lebih tekun demi tercapainya keinginan tersebut.

10. Setiti dan Hemat
Wanita harus dituntut untuk setiti dan hemat, setiti berarti memelihara segala sesuatu yang berada di rumah, misalnya setiti dalam memelihara perkakas rumah tangga, membersihkannya setiap kali sehabis dipakai, menata tata ruang rumah dan mengaturnya sehingga sedap dipandang mata. Selain setiti juga harus dapat hemat sehingga anggaran keluarga tidak membengkak, adapun caranya dengan membuat daftar anggaran keluarga, sehingga uang yang masuk dan keluar dapat diketahui dan dikendalikan.

Sikap hemat merupakan hal yang sangat penting dalam keluarga, ketika suatu keluarga dihadapkan dengan urusan keuangan. Peran istri sebagai pengendali laju keuangan keluarga harus pintar-pintar menyimpan uang dan menjalankan perekonomian keluarganya. Menghemat pengeluaran dan membuat anggaran rumah tangga merupakan salah satu jalan keluar dalam masalah finansial. Walau seorang suami memberi nafkah sedikit, seorang istri harus mampu mengolah dan menggunakan hasil kerja keras suami dengan bijaksana sehingga kebutuhan keluarga tercukupi. Hal tersebut menjadikan seorang suami bertambah cinta dan sayang terhadap istrinya.

11. Teliti dan Terampil
Sifat teliti dan terampil juga harus ditanamkan pada setiap wanita, sebab kalau tidak teliti dan terampil maka segala sesuatu kan menjadi kacau. Setiap pria menginginkan wanita yang teliti dan terampil dalam bekerja, oleh sebab itu setiap pekerjaan harus dilaksanakan dengan tulus ikhlas dan tanpa pamrih.  Sifat tanpa pamrih yakni alasan dasar manusia agar bekerja dengan motif yang bersih. Manusia yang mau rajin bekerja untuk dirinya dan keluarganya sudah cukup baik. Tetapi, orang baru dapat dikatakan sudah memenuhi tugasnya sebagai manusia jika ia banyak berbuat kebaikan bagi orang lain tanpa pamrih. Balasan amal hanya diharapkan datang dari Tuhan semata. Bukan semata-mata mengharapkan balas budi orang lain.

Mengacu kepada penjelasan di atas telah digambarkan berbagai tipe wanita idaman laki-laki. Banyak mengatakan bahwa wanita harus mempunyai kepribadian yang baik untuk menunjang kelangsungan berumah tangga, selain itu wanita juga harus pintar dalam berbagai hal.

Komentar