Mitos gerhana matahari dan bulan pada zaman dulu

Fenomena gerhana matahari
Matahari dan bulan adalah benda langit yang akrab dalam pandangan manusia di bumi. Peredaran yang silih berganti dengan begitu teraturnya merupakan ketetapan dari sang Pencipta alam semesta, yakni Allah swt. Di antara peristiwa yang diakibatkan oleh dinamisnya pergerakan kedua benda tersebut adalah gerhana, baik matahari atau pun bulan. Gerhana bulan diakibatkan oleh pergerakan bulan yang memasuki bayangan inti bumi, sehingga cahaya bulan yang merupakan cahaya pantulan matahari tidak dapat terlihat dari bumi kita. Sedangkan gerhana matahari adalah peristiwa di mana fisik bulan menghalangi sinar matahari yang menuju ke bumi, sehingga matahari akan tidak nampak dari bumi.

Fenomena yang alamiah terjadi pada saat-saat tertentu di setiap tahun ini mendapat tanggapan yang berbeda dari masyarakat. Di antara mereka ada yang menghubung-hubungkan fenomena gerhana dengan kepercayaan-kepercayaan lokal yang tengah berkembang. Bahkan kejadian ini sering juga dikaitkan dengan kelahiran atau pun kematian seseorang, atau merupakan tanda akan terjadinya musibah yang akan menimpa penduduk setempat.

Gerhana yang sering kita jumpai, di mata masyarakat merupakan suatu peristiwa yang penuh dengan sesuatu yang berbau mitos. Dengan segala cerita yang berkembang turun-temurun, yang berawal pada gerhana yang terjadi pada saat Rasulullah SAW. Gerhana terjadi bertepatan dengan kematian seseorang, sehingga kemudian berkembang mitos yang semakin banyak sesuai dengan peristiwa yang terjadi bertepatan dengan terjadinya gerhana.

Gerhana dalam dimensi mitos pada orang-orang zaman dulu
Fenomena gerhana matahari maupun bulan telah biasa dialami oleh umat manusia sejak zaman dahulu kala. Sejalan dengan perkembangan intelektual dan ilmu pengetahuan yang dimiliki manusia, tanggapan terhadap terjadinya gerhana pun menjadi beragam. Pada zaman dahulu, keterbatasan intelektual, ilmu pengetahuan dan sejalan dengan keyakinan primitif manusia, setiap gejala alam selalu dikaitkan dengan kekuatan-kekuatan supranatural, mitos-mitos dan keyakinan keagamaan. Mitos-mitos yang muncul pada zaman dahulu, bahkan sebagian masih ada yang mempercayainya hingga sekarang ini.

Adapun mitos-mitos mengenai gerhana matahari antara lain:

1. Di Indonesia, terutama di Pulau Jawa, ada sebagian kelompok masyarakat yang mempunyai kepercayaan bahwa gerhana yang terjadi karena adanya sesosok raksasa besar (Buto) yang sedang berusaha menelan matahari. Agar raksasa itu memuntahkan kembali matahari yang ditelannya, maka
orang-orang diperintahkan untuk menabuh berbagai alat, seperti kentongan, bedug, bambu atau bunyi-bunyian lainnya.
2. Kepercayaan lain bahwa matahari itu ketika beredar itu seperti dibawa dalam sebuah gerobak besar. Gerhana itu terjadi karena gerobak tersebut memasuki sebuah lubang dan kemudian keluar lagi.
3. Sebagian kalangan meyakini bahwa matahari dan bulan adalah sepasang kekasih, sehingga apabila mereka saling berdekatan, maka akan saling memadu kasih sehingga menimbulkan gerhana sebagai bentuk percintaan mereka.
4. Hingga kini masih ada sebagian masyarakat yang meyakini bahwa wanita yang sedang hamil diharuskan bersembunyi di bawah tempat tidur atau bangku saat terjadi gerhana matahari, agar bayi yang sedang dikandung lahir tidak dalam keadaan cacat (wajahnya hitam sebelah).
5. Masyarakat Cina sekitar 20 abad yang lalu mempunyai keyakinan bahwa gerhana matahari terjadi karena adanya seekor naga yang tidak terlihat oleh mata sedang memakan matahari. Kemudian mereka membuat kegaduhan dengan menabuh drum dan melepaskan anak panah ke langit. Hal ini dilakukan agar sang naga ketakutan dan sinar matahari akan muncul kembali. Pada suatu saat ada dua orang ahli perbintangan Cina yang bernama His dan Ho. Mereka tidak dapat memperkirakan datangnya gerhana. Kaisar yang berkuasa saat itu sangat marah karena ia tidak mempersiapkan apa-apa untuk mengusir sang naga. Meskipun akhirnya hari kembali terang, Kaisar tetap memerintahkan agar kedua astronom itu dibunuh karena dianggap telah gagal.
6. Di Asia Tengah, gerhana matahari yang terjadi tanggal 28 Mei 585 M mengakhiri perang dua negara timur tengah. Selama pertempuran, hari-hari menjadi gelap seperti malam. Gerhana menyebabkan kedua negara tersebut menyatakan perdamaian serta menghentikan pertempurannya.
7. Di Jepang, masyarakat setempat mempercayai bahwa racun telah jatuh dari langit selama terjadi gerhana matahari. Untuk mencegah racun itu jatuh ke dalam air, mereka menutupi seluruh sumur dan mata air selama terjadinya gerhana.
8. Di India, masyarakatnya mempercayai bahwa ada seekor naga yang bertanggung jawab atas terjadinya gerhana matahari. Selama gerhana, masyarakat di sana membenamkan diri mereka ke dalam air sampai sebatas leher mereka, dengan harapan matahari dapat mempertahankan dirinya dari Naga.

Mitos Mengenai Gerhana Bulan, antara lain:
1. Apabila terjadi gerhana bulan, sebagian masyarakat di Jawa mempercayai akan terjadinya bencana atau bala’ bagi orang-orang yang tidak mau menghalaunya. Hal yang biasa dilakukan ialah, bila sedang musim tanam, maka mereka akan ke sawah atau ladang untuk membangunkan tanaman-tanaman tersebut agar tidak menjadi korban keganasan makhluk yang tengah memakan bulan. Bagi mereka yang berternak, maka akan segera ke tempat peternakan dan membangunkan hewan-hewan ternak tersebut, agar selamat dari kejahatan gerhana. Serta masih banyak hal yang dilakukan masyarakat ketika terjadi gerhana bulan ini.
2. Bila terjadi peristiwa gerhana bulan di bulan Muharam, maka akan terjadi wabah penyakit yang dibarengi harga semua kebutuhan pokok manusia akan meningkat dan akan ada raja/pemimpin suatu negeri yang meninggal.
3. Bila kejadian gerhana bulan terjadi pada bulan Shafar, bermakna akan selama tiga bulan tidak akan turun hujan, yang diselingi oleh angin kencang.
4. Bila gerhana bulan terjadi pada bulan Rabiulawwal, bermakna sang raja/pemimpin negeri sedang bersusah hati tanpa diketahui oleh rakyat yang sedang berbahagia.
5. Bila gerhana bulan terjadi pada bulan Rabi’ al-akhir, bermakna akan ada wabah penyakit yang menimpa orang miskin.
6. Bila gerhana bulan terjadi pada bulan Jumadi al-awwal, berarti akan ada kebaikan yang seperti harga sandang pangan akan turun.
7. Bila gerhana bulan terjadi pada bulan Jumadi al-akhir, bermakna akan datang hujan dan akan banyak hewan peliharaan yang mati.
8. Bila gerhana bulan terjadi pada bulan Rajab, bermakna kebutuhan hidup akan mudah dan murah. Namun banyak manusia yang berselisih paham
9. Bila gerhana bulan terjadi pada bulan Sya’ban, bermakna akan datang wabah penyakit menular. Tapi harga sandang pangan akan turun dan mudah didapat.
10. Bila gerhana bulan terjadi pada bulan Ramadhan, bermakna akan datang musim hujan yang berkepanjangan disertai kilatan dan gemuruh guntur.
11. Bila gerhana bulan terjadi pada bulan Syawal, bermakna semua harga kebutuhan bahan pokok akan naik.
12. Bila gerhana bulan terjadi pada bulan Dzulqa’dah, bermakna banyak rakyat yang akan menderita akibat kerusuhan di dalam negeri.
13. Bila gerhana bulan terjadi pada bulan Dzulhijjah, bermakna akan ada kebaikan seperti akan selamat dan sejahtera bagi seluruh warga negeri.
14. Disarankan kepada anda untuk mandi di telaga pada waktu gerhana bulan, bermakna akan membuat wajah dan tubuh anda bersinar, sehingga membuat anda disayang semua orang.
15. Disarankan kepada anda untuk mandi sinar bulan purnama, bermakna akan menimbulkan kharisma pada diri anda.
16. Disarankan kepada anda untuk menyebutkan keinginan anda ketika bulan purnama, bermakna agar segala keinginan anda terlaksana.


Matahari dan bulan berada dalam takdir pengaturan Ilahi sangat teliti dan konsisten. Dengan pederadan masing-masing yang memiliki ketelitian sedemikian rupa, sehingga masing-masing tidak akan keluar dari garis edarnya, ataupun saling mendahului satu dengan yang lainnya. Tetapi, semuanya telah Allah atur silih berganti dan masing-masing, baik Matahari maupun Bulan bahkan semua benda-benda langit, pada garis edarnya saja yang telah Kami tentukan terus-menerus beredar tidak dapat menyimpang darinya.


Dilansir dari berbagai sumber

Komentar