Waspada, sebab dan dampak bahaya hujan asam

Hujan
Hujan asam merupakan salah satu indikator terjadinya pencemaran udara. Penyebab terjadinya hujan asam adalah senyawa Sulfur dan Nitrogen Oksida yang masuk ke dalam atmosfer dan mengalami perubahan bentuk menjadi Asam Sulfat dan Nitrat. Senyawa ini kemudian bergabung dengan Hidrogen Khlorida, yang kemudian turun bersama sebagai hujan asam.

Polusi udara akan mempengaruhi asam atau basa air hujan yang turun ke bumi. Beberapa gas seperti Sulfur Dioksida (SO2), Nitrogen Dioksida (NO2), Hidrogen Sulfida (H2S) dan Karbon Monoksida (CO), selalu dibebaskan ke udara sebagai produk sampingan dari proses-proses alami seperti aktivitas vulkanik, pembusukan sampah, makhluk hidup, dan kebakaran hutan. Selain disebabkan oleh pencemaran alami, polusi udara juga dapat disebabkan oleh aktivitas manusia.

Keadaan meteorologis meliputi curah hujan, kelembaban udara, kecepatan angin, arah angin, dan intensitas penyinaran matahari berperan penting dalam mempengaruhi penyebaran zat-zat pencemar di udara. Kadangkala udara cukup bersih, sangat tercemar. Pada beberapa keadaan, bentuk permukaan bumi akan mempengaruhi penyebaran zat pencemar. Kota-kota yang dikelilingi perbukitan dan berdekatan dengan pantai dapat terkena suatu kondisi yang dinamakan termal inverse atau suhu inverse. Kondisi ini terjadi bila lapisan udara dingin yang datang dari laut terperangkap di bawah lapisan udara panas. Akibatnya pencemar akan terperangkap pada lapisan udara dingin yang apabila berlangsung lama akan menimbulkan efek yang berbahaya.

Sifat asam dan basa air hujan yang jatuh di permukaan bumi disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya intensitas kadar pencemaran yang dikeluarkan, keadaan meteorologis udara pada saat hujan turun, bagaimana jaraknya dari sumber pencemaran, dan kapan hujan tersebut mencapai permukaan bumi. Intensitas kadar pencemaran di udara dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor alami dan faktor yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Faktor alami penyebab pencemaran udara mampu dinetralisir oleh alam dalam batasan waktu tertentu, namun aktivitas manusia menjadi penyumbang pencemaran udara terbesar melalui kegiatan industri dan transportasi darat yang intensitas dan kualitasnya meningkat setiap hari.

Hujan asam akan memberikan pengaruh pada daerah yang terkena baik pada biotik maupun abiotik seperti pada tanah, berupa peningkatan keasaman tanah, pada perairan dapat mengganggu ekosistem di dalam perairan, pabrik atau mesin industri serta bahan-bahan material dan dapat pula mengganggu kesehatan manusia.

Sebab hujan asam
Hujan asam disebabkan oleh polusi. Penyebab polusi (polutan) seperli Sulfur Dioksida dan Nitrogen Oksida tinggal dalam atmosfer dan akhirnya bereaksi dengan kelembaban dalam udara. Ketika polusi ini jatuh sebagai embun di tanah, inilah yang disebut dengan hujan asam. Sumber dari penyebab polusi ini tidak hanya berasal dari pembakaran sampah, tetapi juga berasal dari pembakaran bahan bakar motor dan limbah pabrik kimia.

Emisi yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor dan industri adalah asap yang mengandung SO2 yang menyebabkan unsur pembentuk hujan asam. Senyawa belerang yang merupakan gas pencemaran udara adalah Oksida Belerang (SO2,SO3) dan gas H2S. Oksida Belerang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor, asap industri, dan pembakaran batu bara.

Zat-zat pencemaran udara seperti Sulfur Dioksida dan Nitrogen Oksida dipancarkan ke dalam udara dari ketel-ketel (boilers) di pabrik-pabrik, dan pembangkit tenaga listrik, juga dari gas buang kendaraan bermotor. Zat-zat pengotor ini diubah menjadi asam belerang dan asam nitrat melalui serangkaian reaksi kimia yang kompleks dan kembali jatuh ke bumi. Endapan asam yang dihasilkan menyebabkan kerusakan lingkungan yang serius terhadap ekosistem air dan tanah, bangunan bangunan budaya serta gedung-gedung.

Dampak bahaya hujan asam pada lingkungan biotik dan abiotik
Berdasarkan penelitian ditemukan bahwa peningkatan keasaman yang ada dalam air hujan pada beberapa dekade ini terjadi karena ulah manusia. Hujan asam ini menyerang margasatwa, hasil panen dan air danau. Hal ini menyebabkan kerusakan hutan dan kerusakan gedung serta monumen-monumen. Ini amat berbahaya bagi kelanjutan hidup manusia.

Pada dasarnya hujan asam akan memberikan pengaruh pada daerah yang terkena seperti tanah di daerah hutan atau pun persawahan, air, pabrik, atau mesin industri serta bahan-bahan material lainnya. Endapan asam mempengaruhi tanah, air, berbagai makhluk hidup, dan juga tanam-tanaman, sehingga lingkungan di tanah dan air yang berupa makhluk hidup (biotik) akan terpengaruh oleh adanya keasaman di lingkungan hidupnya.

Dampak yang diakibatkan oleh terjadinya hujan asam di suatu wilayah antara lain rusaknya tanaman pertanian dan perternakan, dapat mengganggu pernapasan, saraf dan menimbulkan asma. Hujan asam dapat mengakibatkan korosif pada benda-benda logam seperti baja, aluminium, tembaga, seng, maupun besi dan bahan-bahan bangunan. Akibat lain yang ditimbulkan hujan asam antara lain kerusakan pada kehidupan air seperti ikan-ikan teracuni, penurunan produktivitas tanaman dan hutan, kerusakan pada bangunan-bangunan batu kapur dan permukaan tanah.

Kelebihan zat asam pada danau akan mengakibatkan sedikitnya species yang bertahan. Jenis plankton dan invertebrate merupakan makhluk yang paling pertama mati akibat pengaruh pengasaman. Jika air di danau memiliki pH di bawah 5, lebih dari 75 % dari spesies ikan akan hilang. Ini disebabkan oleh pengaruh rantai makanan, yang secara signifikan berdampak pada keberlangsungan suatu ekosistem.

Selain pengaruh pada biotik, hujan asam akan berpengaruh pada elemen tidak hidup (abiotik), seperti tetesan-tetesan air hujan asam masuk ke dalam dinding-dinding melalui retakan-retakan, melarutkan kalsium dalam bahan-bahan beton, lalu meleleh keluar dari dinding-dinding. Zat-zat tersebut bersenyawa dengan Karbon Dioksida di udara dan membentuk Kalsium Karbonat, yang tumbuh seperti lapisan kerucut es. Bila kita mengamati "lapisan kerucut es" ini, kita dapat menemukan tetesan-tetesan kotor di puncak "lapisan kerucut es" tersebut.

Air hujan yang mengandung asam melarutkan bukan hanya bahan-bahan beton tetapi juga lantai-lantai dan ukiran-ukiran pualam, bahkan atap-atap dan ukiran-ukiran tembaga. Bila endapan asam terus berlangsung, kita akan mengalami kerusakan yang lebih besar, dan lingkungan hidup kita akan berubah secara signifikan.

Hujan asam juga dapat mempercepat proses pengkaratan dari beberapa material seperti batu kapur, pasir besi, marmer, batu pada dinding beton serta logam. Serta, hujan asam dapat mengakibatkan korosif pada benda-benda logam seperti baja, aluminium, tembaga, seng, maupun besi dan bahan-bahan bangunan.

Komentar