Keracunan adalah keadaan sakit yang ditimbulkan oleh racun. Bahan racun yang masuk ke dalam tubuh dapat langsung mengganggu organ tubuh tertentu, seperti paru paru, hati, ginjal dan lainnya. Keracunan berarti bahwa suatu zat kimia telah mengganggu proses fisiologis, sehingga keadaan badan organisme itu tidak lagi dalam keadaan sehat. Dengan perkataan lain organisme itu menjadi sakit
Efek dan gejala keracunan pada manusia dapat timbul setempat (lokal) atau sistemik setelah racun diabsorpsi dan masuk ke dalam sistem peredaran darah atau keduanya.
Lokal. Racun yang bersifat korosif akan merusak atau mengakibatkan luka pada selaput lendir atau jaringan yang terkena. Racun lain akan menyebabkan radang selaput lendir saluran cerna secara tokal dan beberapa racun lain lagi secara lokal mempunyai efek pada sistem saraf pusat dan organ tubuh lain, seperti jantung, hati, paru, dan ginjal, tanpa sifat korosif dan iritan.
Sistemik. Setelah memberikan efek secara lokal, biasanya racun diabsorpsi dan masuk ke dalam sistem peredaran darah dan akan mempengaruhi organ-organ tubuh yang penting. Pada dasarnya, racun akan mempengaruhi semua organ tubuh, hanya dengan tingkat yang berbeda, sehingga sukar untuk menyatakan bahwa ada racun yang efeknya selektif.
Faktor-faktor yang mempengaruhi efek dan gejala keracunan pada manusia, antara lain:
1. Bentuk dan cara masuk
Racun dalam bentuk larutan akan bekerja lebih cepat, dibandingkan dengan yang berbentuk padat. Sedangkan racun yang masuk ke dalam tubuh secara IV dan IM, akan memberikan efek lebih kuat dibandingkan dengan melalui mulut.
2. Usia
Pada umumnya anak-anak dan bayi lebih mudah terpengaruh efek racun dibandingkan dengan orang dewasa, tapi anak-anak justru tidak mudah terpengaruh oleh efek beladon, kalomel, dan strichnin.
3. Makanan
Pada perut kosong, efek racun akan bekerja lebih cepat jika dibandingkan dengan perut yang berisi makanan.
4. Kebiasaan
Jika terbiasa kontak dengan racun dalam jumlah kecil mungkin dapat terjadi toleransi terhadap racun yang sama dalam jumlah relatif besar tanpa menimbulkan gejala keracunan, bahkan juga dapat mengakibatkan ketergantungan. Tapi, toleransi terhadap racun tidak selalu terjadi. Mungkin dengan dosis sedikit lebih besar dari dosis yang biasa digunakan akan menyebabkan keracunan, bahkan kematian. Hal ini dapat menjelaskan mengapa orang yang sudah ketagihan morfin dapat mati karena keracunan morfin.
Jika terbiasa kontak dengan racun dalam jumlah kecil mungkin dapat terjadi toleransi terhadap racun yang sama dalam jumlah relatif besar tanpa menimbulkan gejala keracunan, bahkan juga dapat mengakibatkan ketergantungan. Tapi, toleransi terhadap racun tidak selalu terjadi. Mungkin dengan dosis sedikit lebih besar dari dosis yang biasa digunakan akan menyebabkan keracunan, bahkan kematian. Hal ini dapat menjelaskan mengapa orang yang sudah ketagihan morfin dapat mati karena keracunan morfin.
5. Kondisi kesehatan
Seseorang yang sedang menderita sakit akan mudah terpengaruh oleh efek racun dibandingkan dengan orang yang sehat.
6. Idiosinkrasi
Idiosinkrasi adalah reaksi seseorang terhadap racun tertentu yang tidak biasa, bahkan mungkin berlawanan. Sebagai contoh, efek morfin pada orang-orang tertentu tidak menyebabkan tidur, tapi bahkan akan terjaga terus-menerus.
7. Jumlah racun
Jumlah racun sangat berkaitan erat dengan efek yang ditimbulkan. Akan tetapi racun dalam jumlah besar akan menyebabkan muntah sehingga yang tertinggal sedikit, demikian juga efeknya, Efek dan gejala yang ditimbulkan akibat keracunan, terjadi antara lain pada sistem pencernaan makanan, pernapasan, kardiovaskuler, urogenital, darah dan hemopoitika, serta sistem saraf pusat. Selain mengatasi efek dan gejala keracunan, dilakukan juga tindakan yang bersifat suportif.
Komentar
Posting Komentar