Daur hidup parasit adalah serangkaian fase-fase fenomena sejarah hidup suatu jenis parasit. Sejarah hidup itu, meliputi serangkaian urutan kejadian dalam kehidupan, baik kehidupan endogenis maupun kehidupan eksogenis. Fase-fase fenomena sejarah hidup tersebut selalu sama dan terulang kembali pada setiap progeni berikutnya. Dengan demikian, jenis organisme parasit tersebut dapat dipertahankan. Jika dalam fase-fase atau suatu fase fenomena sejarah hidup tersebut ada kelainan-kelainan yang disebabkan oleh pengaruh faktor luar atau faktor dalam, mungkin akan terbentuk jenis baru atau galur baru.
Hilangnya suatu jenis parasit atau timbulnya suatu jenis parasit baru, baik karena adanya beda morfologi atau derajat patogenitasnya adalah suatu fenomena yang senantiasa dapat diduga akan terjadi. Suatu jenis parasit yang ada sekarang ini mungkin hilang dan sebaliknya mungkin akan terbentuk jenis baru. Selama waktu menyelesaikan daur hidupnya tiap individu parasit mengalami fase seksual dan fase aseksual, tetapi adakalanya kita tidak mampu secara praktis membeda-bedakan fase tersebut. Contohnya, pada Protozoa parasit yang berlipat ganda melalui pembelahan biner atau secara pembelahan vegetatif, tetapi tidak dapat membedakan fase-fase seksual itu.
Fase muda suatu jenis parasit tumbuh dan berkembang seperlunya, sedang fase dewasa dan fase aseksual mengalami reproduksi atau pelipatgandaan. Tumbuh dan berkembang tersebut bersama-sama merupakan suatu agregat perubahan yang disebut pertumbuhan. Tumbuh diartikan sebagai bertambah besar sehingga bertambah ukurannya. Berkembang diartikan sebagai adanya perubahan struktur dan bentuk yang disebabkan karena tidak adanya keseimbangan perubahan bagian-bagian tubuhnya sehingga terjadilah perubahan komposisi alat-alat tubuh.
Perubahan tersebut disebabkan karena hilangnya atau tereduksinya atau terbentuknya alat tubuh atau otot tambahan tubuh. Jadi, dalam daur hidup suatu parasit (demikian pula untuk organisme hidup pada umumnya) terdapat fase-fase pertumbuhan, perkembangan, dan pelipatgandaan.
Daur hidup parasit kebanyakan sangat majemuk. Untuk kelangsungan urutan fenomena-fenomena hidup tersebut diperlukan persyaratan kondisi fisik dan biologis yang optimum.
Hospes (inang) adalah organisme (manusia atau hewan) yang ditempati oleh organisme lain yang bersifat parasit, di mana organisme kedua merugikan inang yang ditumpanginya karena mengambil makanan. Sebagai contoh cacing gelang (Ascaris lumbricoides) yang hidup di dalam usus manusia, maka manusia dapat disebut inang dan cacing gelang (Ascaris lumbricoides) disebut sebagai parasit. Inang dapat dibedakan menjadi berikut ini.
1. Inang Difinitif (Inang Definitif)
Inang difinitif adalah inang yang membantu hidupnya parasit dalam stadium dewasa/stadium seksual. Sebagai contoh, bentuk dewasa cacing pita sapi (Taenia saginata) yang hidup pada usus manusia maka manusia tersebut disebut inang difinitif.
Inang difinitif adalah inang yang membantu hidupnya parasit dalam stadium dewasa/stadium seksual. Sebagai contoh, bentuk dewasa cacing pita sapi (Taenia saginata) yang hidup pada usus manusia maka manusia tersebut disebut inang difinitif.
2. Inang Perantara (Inang Intermedier)
Inang perantara dapat juga disebut inang sementara atau inang intermedier. Inang perantara adalah organisme yang dirugikan tetapi membantu hidup parasit dalam bentuk belum dewasa/aseksual. Sebagai contoh Fasciola hepatica, bentuk belum dewasanya adalah miracidium, sporokista, redia, dan cercaria. Stadium tersebut berparasit dalam tubuh siput Lymnaea sp. Oleh sebab itu, siput tersebut disebut inang perantara. Contoh lain adalah Taenia saginata, bentuk belum dewasa adalah larva Cysticercus bovis yang terdapat pada daging sapi maka sapi merupakan inang perantara untuk cacing pita sapi (Taenia saginata). Pembagian inang menjadi inang definitif dan inang perantara tersebut disebabkan oleh dalam siklus hidup suatu parasit memerlukan adanya 2 atau lebih inang yang berbeda jenis. Masing-masing jenis inang tersebut membantu untuk siklus hidup parasit pada stadium-stadium tertentu.
3. Inang Predileksi (Inang Predileksi)
Parasit di alam bebas menunjukkan kecenderungan atau kesenangan dalam menyerang inangnya. Inang yang menjadi incaran utama tersebut disebut inang/inang predileksi. Contoh Stomoxys calcitrans (lalat kandang) di alam bebas lebih menyukai menghisap darah kuda daripada darah hewan lain. Lalat kandang dapat menyebabkan penyakit surra. Akan tetapi, apabila di daerah tempat lalat itu hidup tidak banyak atau tidak lagi terdapat kuda maka lalat kandang itu juga menghisap darah sapi atau kerbau bahkan mamalia lain termasuk manusia. Seperti yang terjadi sekarang ini ada gejala umum di suatu daerah di mana kuda sebagai alat pengangkut beban secara drastis berkurang karena diganti dengan alat angkut bermotor. Sebagai akibatnya, terjadi perubahan pola penyebaran penyakit surra baik musiman maupun geografis.
4. Inang Reservoir (Inang Reservoir)
Inang reservoir, yaitu inang yang mengandung jenis parasit yang sama dan dapat ditularkan antara manusia dan hewan sehingga berkaitan dengan zoonosis parasitik. Contoh Entamoeba histolytica yang merupakan parasit patogen pada manusia juga dapat ditemukan pada babi, anjing dan kucing. Pada umumnya reservoir itu walaupun mengandung parasit, tidak menunjukkan gejala-gejala penyakit. Jadi, babi, anjing dan kucing yang mengandung Entamoeba jarang yang menunjukkan gejala penyakit. Selain inang atau inang, terkait dengan daur hidup parasit, dikenal adanya vektor. Secara luas vektor berarti pembawa atau pengangkut, yaitu mengangkut agen penyakit patogen baik virus, bakteri, rickettsiales ataupun hewan. Dalam bidang parasitologi, vektor adalah hewan yang memindahkan parasit stadium infektif dari penderita ke hewan/manusia penerima. Organisme yang berperan sebagai vektor adalah Artropoda dan sebagian besar adalah insekta.
Parasit di alam bebas menunjukkan kecenderungan atau kesenangan dalam menyerang inangnya. Inang yang menjadi incaran utama tersebut disebut inang/inang predileksi. Contoh Stomoxys calcitrans (lalat kandang) di alam bebas lebih menyukai menghisap darah kuda daripada darah hewan lain. Lalat kandang dapat menyebabkan penyakit surra. Akan tetapi, apabila di daerah tempat lalat itu hidup tidak banyak atau tidak lagi terdapat kuda maka lalat kandang itu juga menghisap darah sapi atau kerbau bahkan mamalia lain termasuk manusia. Seperti yang terjadi sekarang ini ada gejala umum di suatu daerah di mana kuda sebagai alat pengangkut beban secara drastis berkurang karena diganti dengan alat angkut bermotor. Sebagai akibatnya, terjadi perubahan pola penyebaran penyakit surra baik musiman maupun geografis.
4. Inang Reservoir (Inang Reservoir)
Inang reservoir, yaitu inang yang mengandung jenis parasit yang sama dan dapat ditularkan antara manusia dan hewan sehingga berkaitan dengan zoonosis parasitik. Contoh Entamoeba histolytica yang merupakan parasit patogen pada manusia juga dapat ditemukan pada babi, anjing dan kucing. Pada umumnya reservoir itu walaupun mengandung parasit, tidak menunjukkan gejala-gejala penyakit. Jadi, babi, anjing dan kucing yang mengandung Entamoeba jarang yang menunjukkan gejala penyakit. Selain inang atau inang, terkait dengan daur hidup parasit, dikenal adanya vektor. Secara luas vektor berarti pembawa atau pengangkut, yaitu mengangkut agen penyakit patogen baik virus, bakteri, rickettsiales ataupun hewan. Dalam bidang parasitologi, vektor adalah hewan yang memindahkan parasit stadium infektif dari penderita ke hewan/manusia penerima. Organisme yang berperan sebagai vektor adalah Artropoda dan sebagian besar adalah insekta.
Berbagai jenis parasit, baik cacing maupun protozoa dapat berkembang dan menyelesaikan sebagian dari hidupnya dalam tubuh Artropoda tertentu atau hanya menggunakan sebagian tubuh Artropoda itu sebagai tempat tinggal sementara tanpa mengalami perkembangan. Berdasarkan perkembangan parasit dalam tubuh Artropoda tersebut maka vektor dapat dibedakan menjadi vektor mekanis dan biologis.
a. Vektor mekanis
Adalah hewan pengangkut di mana parasit yang ada dalam tubuh vektor tersebut tidak mengalami pertumbuhan dan perkembangbiakan. Vektor mekanis tersebut biasanya tidak esensial untuk siklus hidupnya suatu parasit, tetapi penting untuk penyebaran penyakit. Dalam tubuh vektor mekanis biasanya parasit telah mencapai stadium infektif dan parasit tidak tinggal lama. Oleh karena itu, vektor mekanis hanya semata-mata berfungsi sebagai pemindah.
Adalah hewan pengangkut di mana parasit yang ada dalam tubuh vektor tersebut tidak mengalami pertumbuhan dan perkembangbiakan. Vektor mekanis tersebut biasanya tidak esensial untuk siklus hidupnya suatu parasit, tetapi penting untuk penyebaran penyakit. Dalam tubuh vektor mekanis biasanya parasit telah mencapai stadium infektif dan parasit tidak tinggal lama. Oleh karena itu, vektor mekanis hanya semata-mata berfungsi sebagai pemindah.
Contohnya, lalat rumah (Musca domestica) yang membawa telur cacing parasit atau kista dari suatu protozoa parasit. Protozoa tadi merupakan telur atau kista melekat pada sayap, kaki atau seluruh tubuhnya. Ketika lalat hinggap pada makanan sehingga meninggalkan agen penyakit tersebut pada makanan yang dihinggapinya. Kemudian, apabila makanan tersebut termakan oleh manusia maka akan tertular oleh jenis-jenis parasit tersebut.
b. Vektor biologis
Vektor biologis adalah hewan pengangkut, biasanya Artropoda penghisap darah, yang mengangkut parasit patogen dan sebelum dipindahkan ke inang yang baru maka patogen tersebut tumbuh dan berkembang biak. Contoh: Plasmodium sp. penyebab malaria dalam tubuh nyamuk anopheles berkembang biak hingga mencapai stadium infektif, yaitu sporozoit yang siap ditularkan ke dalam tubuh manusia.
Vektor biologis adalah hewan pengangkut, biasanya Artropoda penghisap darah, yang mengangkut parasit patogen dan sebelum dipindahkan ke inang yang baru maka patogen tersebut tumbuh dan berkembang biak. Contoh: Plasmodium sp. penyebab malaria dalam tubuh nyamuk anopheles berkembang biak hingga mencapai stadium infektif, yaitu sporozoit yang siap ditularkan ke dalam tubuh manusia.
Vektor biologis tersebut biasanya tertentu jenisnya bagi parasit jenis tertentu dan merupakan sarana yang esensial bagi kelangsungan hidup parasit yang bersangkutan, sehingga penyebaran geografis vektor biologis menentukan penyebaran geografis parasit. Contoh, dahulu selesai perang saudara di Korea pernah diberitakan bahwa di semenanjung Korea tersebut ditemukan penyakit tidur pada seorang ras Afrika anggota tentara PBB yang bertugas di sana. Oleh karena di Korea tersebut tidak terdapat lalat tse-tse maka penyakit tidur itu hilang dengan sendirinya.
Tipe daur hidup parasit
Daur hidup parasit pada umumnya dapat dibedakan menjadi 2 tipe, ialah tipe langsung dan tipe tidak langsung. Cara infeksinya pun dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu per os atau melalui mulut, tertelan bersama makanan atau minuman dan per kutan atau melalui kulit.
Pada daur hidup tipe langsung, parasit hanya membutuhkan satu inang (inang), yaitu inang definitif dan tidak memerlukan inang perantara. Parasit yang bersiklus langsung, mempunyai atau mengalami bentuk mandiri. Di dalam fase bentuk mandiri tersebut, parasit menyiapkan diri untuk menghasilkan bentuk atau stadium infektif.
Pada daur hidup tipe tidak langsung, parasit membutuhkan satu inang definitif sebagai inang akhir, dan di samping itu diperlukan pula satu atau lebih inang perantara. Di dalam tubuh inang perantara tersebut parasit tumbuh atau tumbuh dan berbiak secara aseksual menjadi bentuk infektifnya, sedangkan di dalam tubuh inang definitif, parasit tumbuh menjadi bentuk dewasa dan berbiak secara seksual. Baik inang definitif ataupun inang perantara bagi masing-masing jenis parasit sangat spesifik spesiesnya.
Berdasarkan pengertian inang dan vektor, maka beberapa contoh daur hidup parasit tipe langsung dan tidak langsung dapat dipelajari di bawah ini.
1) Daur Hidup Tipe Langsung
Daur hidup sebagian besar Nematoda parasit usus memiliki tipe langsung. Sebagai contoh daur hidup Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, dan cacing tambang. Telur cacing-cacing tersebut keluar bersama faeces (tinja) penderitanya. Telur masing-masing cacing tersebut membutuhkan waktu tertentu untuk tumbuh menjadi telur berlarva, di tanah yang lembab, terlindung dari sinar matahari secara langsung. Telur yang berlarva tersebut merupakan stadium infektifnya bagi cacing A. lumbricoides dan T. trichiura. Manusia (inang definitifnya) terinfeksi apabila menelan stadium infektifnya, yaitu telur berlarva tersebut. Jadi, cara infeksi bagi kedua cacing tersebut, yaitu per-OS (melalui mulut), sedangkan bagi cacing tambang, telur berlarva tersebut akan menetas, keluarlah larva rhabditiform yang selanjutnya tumbuh menjadi larva filariform. Larva inilah merupakan bentuk infektifnya. Manusia (inang definitif) akan terinfeksi apabila bersentuhan dengan larva filariform (stadium infektifnya). Jadi, cara infeksinya perkutan (melalui kulit), larva dengan cepat akan menembus kulit masuk ke dalam pembuluh darah yang selanjutnya melanjutkan daur hidupnya di dalam tubuh manusia.
2) Daur Hidup Tipe Tidak Langsung
Sebagian besar Nematoda parasit darah dan jaringan, Cestoda dan Trematoda daur hidupnya termasuk tipe tidak langsung. Daur hidup Nematoda tersebut hampir selalu melibatkan vektor. Salah satu contoh daur hidup Wuchereria bancrofti yang dikenal sebagai cacing filaria penyebab penyakit filariasis yang melibatkan nyamuk sebagai vektornya. Manusia terinfeksi parasit tersebut melalui gigitan vektornya (nyamuk) yang telah mengandung microfilaria infektifnya (larva infektif). Nyamuk dapat mengandung larva tersebut, apabila telah menggigit penderita filariasis yang di dalam darahnya masih mengandung microfilaria pralarva. Kemudian larva tersebut di dalam tubuh vektornya mengalami pertumbuhan menjadi larva infektif yang siap diinfeksikan ke dalam tubuh inangnya. Jadi, cara infeksinya ialah perkutan oleh nyamuk vektornya.
Sebagian besar Nematoda parasit darah dan jaringan, Cestoda dan Trematoda daur hidupnya termasuk tipe tidak langsung. Daur hidup Nematoda tersebut hampir selalu melibatkan vektor. Salah satu contoh daur hidup Wuchereria bancrofti yang dikenal sebagai cacing filaria penyebab penyakit filariasis yang melibatkan nyamuk sebagai vektornya. Manusia terinfeksi parasit tersebut melalui gigitan vektornya (nyamuk) yang telah mengandung microfilaria infektifnya (larva infektif). Nyamuk dapat mengandung larva tersebut, apabila telah menggigit penderita filariasis yang di dalam darahnya masih mengandung microfilaria pralarva. Kemudian larva tersebut di dalam tubuh vektornya mengalami pertumbuhan menjadi larva infektif yang siap diinfeksikan ke dalam tubuh inangnya. Jadi, cara infeksinya ialah perkutan oleh nyamuk vektornya.
Salah satu contoh daur hidup Cestoda yaitu Taenia saginata yang dikenal sebagai cacing pita sapi, melibatkan satu inang perantara, yaitu sapi atau herbivora lain. Manusia sebagai satu-satunya inang definif, akan terinfeksi apabila menelan daging sapi yang mengandung kista cacing pita tersebut yang dikenal dengan nama Cysticercus bovis, dalam keadaan mentah atau pemasakan yang tidak sempurna, sedangkan sapi (sebagai inang perantaranya) dapat terinfeksi atau mengandung kista tersebut, apabila menelan telur cacing pita yang bersangkutan dan di dalam tubuh sapi selanjutnya membentuk kista. Jadi, manusia terinfeksi karena menelan kista dalam jaringan inang perantaranya atau per-OS.
Kebanyakan daur hidup Trematoda parasit yang hermaprodit melibatkan dua inang perantara dan satu inang definitif. Salah satu contoh, yaitu daur hidup Fasciola hepatica yang dikenal sebagai cacing parasit hati (cacing hati).
Sebagai inang perantara I adalah siput dari jenis Limnea dan Succina (inang perantara I utama) dan inang perantara II berupa tanaman air. Inang definitif utama adalah domba, sedangkan manusia dapat sebagai inang definitif kebetulan. Siput terinfeksi oleh stadium mirasidium dan di dalam tubuh siput tumbuh dan berkembang biak menghasilkan cercaria. Cercaria akan berenang-renang menuju ke tanaman air terutama pada daunnya, menginfeksi daun dan tumbuh menjadi kista pada daun yang disebut metacercaria.
Domba ataupun manusia dapat terinfeksi apabila menelan tanaman air yang mengandung metacercaria dalam keadaan mentah. Jadi, cara infeksi jenis trematoda ini adalah per-OS (melalui mulut). Perlu diketahui pula bahwa sumber infeksi berasal dari faeces (tinja) domba ataupun manusia penderita fascioliasis (penyakit cacing hati). Faeces tersebut mengandung telur cacing, dan apabila jatuh di suatu perairan atau di persawahan, beberapa saat kemudian (9-15 hari) telur menetas, dan mirasidium yang ke luar dari telur tersebut berenang-renang mencari siput yang sesuai sebagai inang perantaranya, untuk mengadakan infeksi. Di dalam tubuh siput tersebut terjadilah pertumbuhan dan pembiakan yang menghasilkan cercaria.
Maka dengan mempelajari daur hidup berbagai jenis parasit, diharapkan dapat diperkirakan, bilamana, di mana, dan bagaimana manusia atau hewan akan dapat terinfeksi serta akibat yang dapat ditimbulkan oleh parasit sehingga untuk selanjutnya akan dapat pula menentukan tindakan yang seharusnya dilakukan sehubungan dengan usaha pencegahan, pengendalian bahkan kalau mungkin pemberantasan penyakit yang ditimbulkannya.
Referensi:
Brotowidjojo, M.D. (1987). Parasit dan Parasitisme. Jakarta: Media Sarana Press.
Chernin, J. (2000). Parasitology. Taylor & Francis 11 New Fetler Lane, London EC4P 4 EE.
Clark, P.R. (1977). Animal Parasitism. New Delhi, India: Prentice Hall of India Private limited.
Chernin, J. (2000). Parasitology. Taylor & Francis 11 New Fetler Lane, London EC4P 4 EE.
Clark, P.R. (1977). Animal Parasitism. New Delhi, India: Prentice Hall of India Private limited.
Komentar
Posting Komentar