Dampak dan akibat gempa bumi harus diwaspadai

gempa bumi
Gempa bumi (earthquakes) merupakan salah satu bencana alam terbesar bagi umat manusia, disamping kejadian alam lainnya seperti letusan gunung api dan banjir. Berbeda sekali dengan letusan gunung api dan bencana alam lain yang selalu didahului dengan tanda-tanda atau gejala-gejala yang muncul jauh sebelum kejadian. Gempa bumi selalu datang mendadak secara mengejutkan, sehingga menimbulkan kepanikan umum yang luar biasa karena sama sekali tidak terduga sehingga tidak ada seorang pun yang sempat mempersiapkan diri.

Gempa bumi adalah getaran tanah yang ditimbulkan oleh lewatnya gelombang seismik yang dipancarkan oleh suatu sumber energi elastik yang dilepaskan secara tiba-tiba. Pelepasan energi elastik tersebut terjadi pada saat batuan di lokasi sumber gempa tidak mampu menahan gaya yang ditimbulkan oleh gerak relatif antar blok batuan, daya tahan batuan menentukan besaran kekuatan gempa.

Gempa bumi dapat terjadi kapan saja siang  hari pada saat kita bekerja ataupun malam pada saat sedang tidur lelap sehingga tidak dapat menyelamatkan diri karena kejadiannya berlangsung sangat cepat tertimpa runtuhan bangunan ataupun tersapu badai tsunami.

Akibat yang ditimbulkan oleh gempa bumi luar biasa dahsyat karena mencakup wilayah yang sangat luas, menembus batas teritorial negara, bahkan antar benua. Sifat getaran gempa bumi yang sangat kuat dan merambat ke segala arah, mampu menghancurkan bangunan-bangunan sipil yang terkuat sekalipun, sehingga tak ayal lagi sangat banyak memakan korban nyawa manusia.

Dampak gempa
Dampak gempa bumi langsung yang dapat mengakibatkan perubahan struktur tanah sehingga menimbulkan kerusakan sarana dan prasarana yang terdapat diatas tanah tersebut. Seperti bangunan gedung amblas, jembatan patah, jalan terputus, jaringan pipa minyak dan gas terputus sehingga dapat menimbulkan ledakan kebakaran.

1. Liquefaction
Kerusakan akibat gempa bumi dapat lebih parah akibat goncangan tanah, yaitu proses yang terjadi pada lapisan batuan dengan ukuran butir halus dan jenuh air, proses tersebut disebut dengan pelulukan atau "liquefaction", penurunan tanah, akibat keluarnya air bersama butiran pasir halus. Daerah-daerah lingkungan endapan sungai, bekas pantai/zona pantai, tanah urugan dan bekas danau atau rawa merupakan daerah- daerah yang rentan terhadap goncangan tanah.

2. Geseran tanah (ground-faulting) 
Pergeseran tanah atau dikenal dengan istilah pensesaran “ground faulting” terjadi akibat gempa bumi dengan magnituda besar dan dangkal, sehingga mengakibatkan pergeseran tanah dari beberapa sentimeter hingga beberapa meter mengikuti pola struktur geologi setempat. Dampak geseran tanah relatif sama dengan goncangan tanah daerah yang rentan terhadap geseran tanah adalah daerah dekat atau sepanjang   jalur patahan mengikuti pola struktur geologi setempat.

3. Retakan tanah
Retakan tanah umumnya terjadi pada endapan batuan yang belum mengalami pemadatan (kompaksi) dengan sempurna, atau lahan urugan sehingga memperkuat goncangan. Retakan terjadi karena daya ikat antar butiran batuan tersebut sangat lemah, sehingga mudah terurai jika ada goncangan.

4. Longsoran
Longsoran yang disebabkan oleh goncangan gempa bumi adalah longsoran batuan   yang terjadi pada daerah perbukitan dengan kemiringan sedang hingga terjal yang tersusun oleh batuan yang telah mengalami pelapukan sangat kuat dan urai. Wilayah Indonesia yang beriklim tropis menjadikan batuan cepat mengalami pelapukan sehingga daerah dengan  morfologi perbukitan rentan mengalami longsoran dan dapat menimbulkan korban jika terdapat permukiman yang dibangun di bawah tebing-tebing.
 
Akibat gempa
Akibat gempa bumi ada enam yang utama. Dua yang utama adalah akibat goncangan permukaan tanah dan pengesaran mengakibatkan secara langsung, sedangkan empat lainnya merupakan pengaruh adanya goncangan yang mengakibatkan kerusakan secara tidak langsung. Berikut ini adalah enam akibat gempa bumi :
  1. Bergeraknya  tanah  akibat  gempa,  terutama  gelombang permukaan, di lapisan-lapisan batuan di permukaan dan regolith.    Goncangannya    dapat    merusakkan    bahkanmenghancurkan bangunan.
  2. Bila  permukaan  tanah  tersesarkan,  bangunan-bangunan terbelah, jalan terputus dan segala sesuatu yang dilalui atau di atas sesar terbelah.
  3. Efek kedua, yang sering kali lebih merusak dari tanah yang bergerak,  adalah  kebakaran.  Goncangan  menumpahkan kompor, mematahkan saluran gas, memutuskan kabel listrik, sehingga terjadi kebakaran. Celakanya lagi pipa saluran hidran juga patah, sehingga pemadam kebakaran tidak berfungsi.
  4. Pada daerah lereng curam, terjadi regolith meluncur ke bawah, tebing-tebing  ambruk  dan  gerak  tanah  atau  longsor, menghancurkan rumah, jalan, dan struktur bangunan lainnya.
  5. Goncangan mendadak dan gangguan terhadap sedimen dan regolith yang jenuh air dapat mengubah tanah yang padat menjadi seperti massa cair quicksand. Prosesnya disebut liquefaction, yang menyebabkan amblasnya bangunan.
  6. Terakhir adalah gelombang laut seismik atau tsunami (berasal dari bahasa Jepang yang berarti gelombang pelabuhan). Gempa pada lantai samudera menyebabkan air laut bergerak dengan sangat  cepat  (sampai  950  km/jam).  Di  laut  terbuka gelombangnya tidak tampak, karena amplitudonya hanya beberapa meter, tetapi panjang gelombangnya hanya 200 km. Setelah mencapai tempat yang dangkal membentuk gelombang yang sangat tinggi, sampai 30 meter. Gelombang sangat besar ini menyapu segala sesuatu di daratan dan menyeretnya kembali ke laut. Di Indonesia pernah terjadi beberapa kali, di Sulawesi, Sumbawa, dan Flores.
Gempa bumi dapat terjadi kapan saja dan sulit untuk diprediksi. Oleh karena itu masyarakat membutuhkan sebuah sistem peringadatan dini (early warning system) yang berfungsi sebagai “alarm” seandainya terjadi gempa bumi secara tiba-tiba. Mitigasi bencana alam atau upaya preventif untuk meminimalkan dampak negatif bencana alam terhadap manusia, harta benda, infrastruktur dan lingkungan.

Oleh karena itu kita patut mewaspadai kejadian gempa dan dampaknya yang mungkin terjadi sewaktu-waktu. Dimana saja dan dapat terjadi berulang di suatu tempat dalam kurun waktu tertentu.

Komentar